aku menatap kelabu di langit itu
melihat betapa putihnya abu di ambang rindu
penat telah terlatih
menunggui dimanakah mata dapat bicara
dengan hati yang tak kunjung tiba
mengerti mengenai apa itu nestapa
pada obralan bola disana
hidupku semakin mendung tertutup warna hitam pekat
aku tak dapat bergeming lagi
seusai pikiran iki bergerigi
menyapa gulitanya pudaran bakti ini
membelah dua dunia seguling
bersikeras memangpang wajah jemu di dinding
dinding separuh baya setengah usang
menjadi saksi bisu adanya maha raja cinta
seperti
seperti berada di tengah pulau yang tandus
tak ada perahu beserta sampannya
tak akan ada wajah merah merona lagi di pipi
karena bingung telah ditapaki
meskipun ditemani gronjalan benjolan jalanan
yang kutatap itu bau
yang kudengar itu barang
yang kurasa itu deraian
semua mustahil untuk bergantian
aku ternyata digantikan oleh pucuk ombak
karena aku hanya lambaian pendorongnya dibawah
mati rasa aku mendengar
bahwa kebingunganku ini seperti rumah honai
bulat dan tak berujung
seperti puncak sinabung
menuai gemetiran keributan pada manusia
dan telah menjadi cambukan beku dingin
untuk manusia laknat
aku tak mengerti ketika ku berbicara
cinta ini menjadi sungguh menebar keprihatinan
keluputan mencoba memelukku
dengan keserakahan manusia
termasuk aku
aku ingin menjadi buritan tak jenuh
menjadi suatu tambang yang berharga
semacam intan yang di tuai binarnya
dengan lahan yang terlentang
tapi entah pada tambang atau jenuh aku pilih
yang pasti aku manusia tak berujung
karena aku yang kurang mendengar cerita
tentang
lalu tuai terjal masa cinta
Selasa, 23 Desember 2014
Jangan merapuh
semudah membalikkan telapak tangan
semudah menghirup udara
semudah menempelkan kertas
semudah mengambil roti dari bayi
hanya saja kita menganggap itu sulit
kita hanya butuh latihan
seperti melihat embut dipagi
melatih optik
melihat dimensi yang rumit
melatih otak
kita yang sulit memahami
arti batu yang terletak di gandulan
merapuh
karena berdiam diri saja
tidak berbuat apa apa
air mata di tissue basah
dikalahkan basahnya udara embun
dikalahkan oleh tetesan cahaya
kita hanya perlu berlatih
bukan hanya risih
membayangkan banyaknya gurauan
tinggal saja
kita tidak dikertasi mereka
merekapun hanya sebatas sok kenal dengan kita
tutup telinga
dan
buka hati kita pada yang Maha Kuasa
semudah menghirup udara
semudah menempelkan kertas
semudah mengambil roti dari bayi
hanya saja kita menganggap itu sulit
kita hanya butuh latihan
seperti melihat embut dipagi
melatih optik
melihat dimensi yang rumit
melatih otak
kita yang sulit memahami
arti batu yang terletak di gandulan
merapuh
karena berdiam diri saja
tidak berbuat apa apa
air mata di tissue basah
dikalahkan basahnya udara embun
dikalahkan oleh tetesan cahaya
kita hanya perlu berlatih
bukan hanya risih
membayangkan banyaknya gurauan
tinggal saja
kita tidak dikertasi mereka
merekapun hanya sebatas sok kenal dengan kita
tutup telinga
dan
buka hati kita pada yang Maha Kuasa
Diperujung malam
Aku melewati jalan yang sulit
jalan yang menantiku
diperujung malam
beserta mulut iniyang mulai menggerutu
akan sukap yang sangat menjemukan
oleh seorang yang menunggu
menungguku di perujung malam
matahari itu memelukku
hingga hati ini terbakar secara cepat
mengenai denyut nadiku seakan mati rasa
sehingga rasa cinta tidak akan memuakkanku lagi
karna rasa itu telah terbakar matahari
Aku menunggu tiupan angin malam
yang akan meredakan perasaan
dan mulai membual seribu bahasa
apakah kamu mengerti wahai purnama?
aku sungguh memuja membuai lentera
hanya untuk dan olehmu semata
apa engkau mengerti wahai bulan sabit?
ketajamanmu telah menusuk hatiku
sehingga lukaku kini
semakin dalam menuju rusukku
Tapi
kesadaran itu sudah musnah
kesadaran itu sudah hilang
hilang dalam ambang-ambang
hilang dalam desah
Bertahan dan peka pada suatu lorong semu
menguntai waktu
dengan setumpuk jerami yang dikibaskan pada besi
itulah rasaku
seperti kaca retak hingga pecar
seperti pasir yang hilang hanyut ditelan air
tetapi
rasa ini akan aku sabari
hingga kelak aku nanti sirna
diperujung malam
jalan yang menantiku
diperujung malam
beserta mulut iniyang mulai menggerutu
akan sukap yang sangat menjemukan
oleh seorang yang menunggu
menungguku di perujung malam
matahari itu memelukku
hingga hati ini terbakar secara cepat
mengenai denyut nadiku seakan mati rasa
sehingga rasa cinta tidak akan memuakkanku lagi
karna rasa itu telah terbakar matahari
Aku menunggu tiupan angin malam
yang akan meredakan perasaan
dan mulai membual seribu bahasa
apakah kamu mengerti wahai purnama?
aku sungguh memuja membuai lentera
hanya untuk dan olehmu semata
apa engkau mengerti wahai bulan sabit?
ketajamanmu telah menusuk hatiku
sehingga lukaku kini
semakin dalam menuju rusukku
Tapi
kesadaran itu sudah musnah
kesadaran itu sudah hilang
hilang dalam ambang-ambang
hilang dalam desah
Bertahan dan peka pada suatu lorong semu
menguntai waktu
dengan setumpuk jerami yang dikibaskan pada besi
itulah rasaku
seperti kaca retak hingga pecar
seperti pasir yang hilang hanyut ditelan air
tetapi
rasa ini akan aku sabari
hingga kelak aku nanti sirna
diperujung malam
Apa adanya aku
Hempaskan belahan jiwa
belahan jiwa yang menggumam
di sebuah ruangan sunyi
di ruangan itu hanya ada aku dan kau
kau yang selalu merajalela
dan aku yang selalu meminta
aku berharap seperti bungkusan makanan
yang dibungkus dengan seluruh bungkusan
setelah itu dikeringkan dengan air mata
dan diberi rasa seperti rasa garam
setelah kini aku jauh melangkah
dengan nada sebentar tapi pasti
dengan nada yang tersendat-sendat
dengan berusaha melupakan hal yang sesat
menantikan kabar berita agar kelak aku bisa
tapi aku serakah dalam meminta
aku serakah dalam memilih
tapi ini memang adanya
memang manusia dituntut untuk apa adanya
inilah apa adanya aku
mencintai yang sudah memiliki
karena ini memang apa adanya aku
disini
belahan jiwa yang menggumam
di sebuah ruangan sunyi
di ruangan itu hanya ada aku dan kau
kau yang selalu merajalela
dan aku yang selalu meminta
aku berharap seperti bungkusan makanan
yang dibungkus dengan seluruh bungkusan
setelah itu dikeringkan dengan air mata
dan diberi rasa seperti rasa garam
setelah kini aku jauh melangkah
dengan nada sebentar tapi pasti
dengan nada yang tersendat-sendat
dengan berusaha melupakan hal yang sesat
menantikan kabar berita agar kelak aku bisa
tapi aku serakah dalam meminta
aku serakah dalam memilih
tapi ini memang adanya
memang manusia dituntut untuk apa adanya
inilah apa adanya aku
mencintai yang sudah memiliki
karena ini memang apa adanya aku
disini
Kamis, 27 November 2014
Waktu cinta tidak benar
aku jatuh cinta pada waktu yang salah
pada waktu yang membuat semua ini menjadi terbesit aneh
dan terkesan gila
tapi ini nyata
bukan fatamorgana
cinta tidak bisa ditendang dari sini
cinta juga tidak bisa dibuang dari wadahnya
karena cinta itu tidak bisa dipaksa
dan anehnya lagi
hanya satu hari dia berpisah
sudah denganku
hanya satu hari dia mendekat
sudah denganku
aku bodoh ? atau waktu yang bodoh
aku tergelitik dengan semua ini
hanya membuat perasaan tidak bisa
tidak bisa untuk menyerah
karena ini cinta
iya, memang sudah sepantasnya cinta
tidak bisa digenggam terus
mungkin hanya suatu nanti
cinta datang membludak
atau justru
mengalir hilang, deras
membawa serpihan kesakitan kecil
pada lentera merah jambu
tapi biar saja cinta datang
karena memang cinta adalah hiasan
yang tidak bisa kita duga kapan datangnya
pada waktu yang membuat semua ini menjadi terbesit aneh
dan terkesan gila
tapi ini nyata
bukan fatamorgana
cinta tidak bisa ditendang dari sini
cinta juga tidak bisa dibuang dari wadahnya
karena cinta itu tidak bisa dipaksa
dan anehnya lagi
hanya satu hari dia berpisah
sudah denganku
hanya satu hari dia mendekat
sudah denganku
aku bodoh ? atau waktu yang bodoh
aku tergelitik dengan semua ini
hanya membuat perasaan tidak bisa
tidak bisa untuk menyerah
karena ini cinta
iya, memang sudah sepantasnya cinta
tidak bisa digenggam terus
mungkin hanya suatu nanti
cinta datang membludak
atau justru
mengalir hilang, deras
membawa serpihan kesakitan kecil
pada lentera merah jambu
tapi biar saja cinta datang
karena memang cinta adalah hiasan
yang tidak bisa kita duga kapan datangnya
Karma Tuhan yang indah
memang benar
kenyataan karma Tuhan itu pasti ada
pasti akan tiba justru lebih sakit lagi
karma Tuhan pasti aku datang secara beruntun
seperti jatuh yang tertimpa tangga
karma hari ini bagiku adalah karma yang indah
Tuhan memberikan karma cinta,
tapi karma cinta itu tidak terlalu menyakitkan
tapi karma itu sakitnya hanya sementara
biarlah lentikan hati ini merasakan sakit
selama aku masih hidup,
dan selama aku masih bisa
seandainya semua ini akan diulangi kembali
aku ingin menampung air dalam ember kecil
ember cinta yang begitu mengail kesakitan
aku tetap bisa
karena dulu, aku sudah dan telah melakukannya
kesakitan karmaku sekarang
kenyataan karma Tuhan itu pasti ada
pasti akan tiba justru lebih sakit lagi
karma Tuhan pasti aku datang secara beruntun
seperti jatuh yang tertimpa tangga
karma hari ini bagiku adalah karma yang indah
Tuhan memberikan karma cinta,
tapi karma cinta itu tidak terlalu menyakitkan
tapi karma itu sakitnya hanya sementara
biarlah lentikan hati ini merasakan sakit
selama aku masih hidup,
dan selama aku masih bisa
seandainya semua ini akan diulangi kembali
aku ingin menampung air dalam ember kecil
ember cinta yang begitu mengail kesakitan
aku tetap bisa
karena dulu, aku sudah dan telah melakukannya
kesakitan karmaku sekarang
Jumat, 21 November 2014
Kemegahan Cinta
Kemegahan
Cinta
Cinta itu seperti penjelajah samudera seperti marcopolo
dan magelhaens, mereka rela menjelajah samudra melawan badai demi mendapatkan
benua impiannya. Cinta juga seperti sapu, yang mengantarkan sampah-sampah
ditempat tujuannya, dan cinta seperti penyakit, jika tempat obat penyakit itu
dia akan sembuh, namun jika penyakit itu diberi obat yang salah dia akan
semakin merajalela. Aku intan anak SMA yang menjalani hari dengan cara membaca
menulis pelajaran yang membuatku jenuh. Aku ditakdirkan menjadi seseorang yang
ceria meskipun aku berada dalam saat-saat yang susah. aku dikenal menjadi
seseorang yang tidak tegaan, aku memprioritaskan sahabatku sendiri daripada
aku. Dari aku dihargai hingga aku tidak dihargai, itu sudah biasa bagiku. Di
hari senin aku mendapati sahabatku rere mendatangiku dan membicarakan semua
masalahnya
“intan, aku
ingin cerita”
“Iya apa?
Kenapa nangis?”
“bagaimana jika
aku mengatakan bahwa apakah aku bisa murka terhadap takdirku?”
“hei? Rere yang dulu kemana? Ini bukan rere deh, tapi rure
nih asti. Rure ora jamuuuu jamu godong teloooooo rure ora ketemu ketemu isan
gawe gelo”
“Intan, kamu pasti gitu deh, aku serius nih (tersenyum)”
“iya deh iya, takdir itu adalah kepastian kita yang tidak
boleh kita salahkan apalagi kita murkai, kamu tau jenderal sudirman? Dia tidak
pernah memurkai takdirnya disaat dia sedang sakit yang padahal saat dia sakit
Indonesia telah kejatuhan bom dari bahsa belanda”
“iya tapi ini hal lain, aku selalu berdo’a agar aku dijadikan
jodohnya armi, tapi sampai hubunganku berlanjut selama 2 bulan dia memutuskan
hubungan kami, apa aku kurang cantik? Kurang sexy? Kurang pinter?”
“enggak, kamu pervect kok, apalagi kalo kamu lagi senyum, so
pervect lagi. Gini loh sayang, jadi gini. Kamu tau kisahnya romeo juliet? Jodoh
tidak berpihak kepada mereka, emang romeo juliet pernah menikah? Enggak kan?
Eeeh ujung-ujungnya mereka malah mati, loe mau mati sia-sia kayak mereka?
Mereka overdosis cinta itu namanya. Rela banget mengakhiri hidup Cuma gara-gara
mereka tidak ditakdirkan jodoh”
Tiba-tiba datang temen cowok
rere yang bernama nino.
“hei para gadis ngomongin apaan nih? Serius amat”
“astagfirullah, ngajetin aja sih, eh tau nggak itu si
rere lagi galau”
“galau kenapa?”
“galau karna mentari tak muncul pagi ini (aku tertawa)”
Nino menatapku dengan tatapan
tidak biasa, aku memalingkan mukaku karena aku takut hal itu akan menjadi
maksiat. Nino bertanya kepadaku
“woy, elo kenape loe tan, sok banget gua liatin malah
nunduk”
“aku permisi ya, aku mau pergi dulu”
“yaahh intan jadi pergikan nin, gara-gara kamu sih”
Di kelas aku memikirkan
Nino,tatapan nino mengigatkanku seperti tatapan ayahku dulu, ayahku yang selalu
melihatku dengan penuh kedamaian. Aku berfikir, apakah nino memang sosok figur
seorang ayah yang baik? Ataukah ini hanya perasaanku saja. Ah apa sih, aku
tidak perlu memikirkan hal bodoh seperti itu. Ketika aku berjalan pada bel
pulang sekolah rere mendatangiku
“intan, kenapa kamu tadi pergi? Aku kan belum selesai
cerita?”
“maaf ya? Aku tadi keburu ngerjai pr biologiku tentang sistem
gerak eh tau enggak ternyata cinta itu seperti sendi peluru loh, ke arah
kemana-mana (tertawa)”
“iihhh intan apaan sih, kirain apa eh ternyata nyindir
aku, sialan nih bocah”
“makanya jangan galau muluk, sekali-kali kita itu harus fokus
sama bangsa negara kita, nggak usah mikirin cinta. Jodoh ditangan tuhan keles.
Ngapain pusing-pusing mikir. Udah ah ayok ceetan pulang”
Aku dan rere memang sahabat
sejati yang sulit untuk terpisah, kemanapun dimanapun kami akan tetap bersama dan
kami akan selalu menjadi motivator satu sama lain. Tidak hirau dengan cinta
yang buat kami pusing. Jalan berdua, makan berdua kemanapun berdua. Sampai
suatu ketika saat hari malam seusai aku pulang bermain dengan rere. Aku
meletakkan tas di kursi sudut rumah, melemar kaos kakiku di bawah kolong tempat
tidurku. Aku berfikir apakah aku pantas untuk bersama nino? Bersama dalam arti
sahabat sejati. Ahh apaan aku ini memikirkan lelaki yang bosan untuk
kupikirkan. Aku membuka album foto keduua orang tuaku. Mereka bekerja di kuar
negeri hingga aku di sini hidup sendiri tanpa teman seorangpun. Hanya rere yang
membuat aku tidak merasa kesepian lagi.
Pagi hari tiba lagi, kini aku berada disekolah. Seusai
aku sholat dhuha dari musola sekolahku , rere mengagetkanku dari belakang
hingga aku terkaget. Dia berkata
“intan selamat pagi? Rajin banget sholat sih kamu”
“amin (aku tersenyum)”
“eh tan, aku pengen bilang sesuatu nih sama kamu. Tentang
h a t i alias perasaan”
“apa emangnya?”
“aku kayaknya jatuh cinta deh sama seseorang”
“siapa hayo? Pasti guru olahraga yang ganteng ituiyakan?”
“ih enggaklah, dia udah tua lagi. Emangnya gua suka sama
om-om”
“la terus?”
“ni to the nok. Gue suka nino intan, gimana inii, gue pusing.
Kenapa gue suka sama nino sih?
Aku kaget akan hal itu.
Sahabatku suka dengan orang yang aku rasa memang sudah sangat aku sayangi,
bagaimana jadinya? Apa yang harus aku lakukan? Aku harus berfikir keras tentang
semua ini, aku harus berfikir tentang keadaan ini. Tuhan bantu hamba dalam
menjaga perasaan ini tuhan. Aku hanya bisa menjawab
“hah? Selamat ya udah move on ciyeee udah move on”
“kamu nggak cemburu kan?”
“cemburu? (wajah linglung) cemburu kenapa sih? Enggak kalik,
biasa ajja sama aku, aku nggak punya rasa apa-apa”
“beneran ? oke bagus deh kalok gitu, deketin aku sama dia
kamu mau enggak?”
“insyaallah ya re?”
“ah kok insyaallah sih?”
“kan kita muslim”
“iyadeh ustadzah cantik ku”
Aku canggung dengan berjalan
pada perasaan ini. Tinggal menunggu saja siapa yang harus ada dan mengalah.
Pelajaran kulewati dengan rasa yang sangat sakit sekali, rere terus saja
mendekati nino, untuk menghapus rasa sebal itu, aku memilih untuk diam dan
mencoba tersenyum sambil menyanyikan lagu-lagu galau karena aku merasa bahwa
musik adalah teman yang bisa mengerti kita. Aku menulis puisi yang berjudul
“KEMEGAHAN CINTA”
KEMEGAHAN
CINTA
Saking
mengahnya karya Tuhan di alam
Aku
merasa bahwa aku tidak pantas menggenggamnya
Goresan
kertas usang ini
Menjadi
saksi palsu pada janji-janji suci takdir
Takdirku
menjadi kosong karena layu
Seperti
perangai yang menerkan kepada bulir ombak
Akah
kutahan denga jalinan
Akan
kutahan dengan tingkapan tidar
Agar
semuan tertutup dan semua tertiup
Hilang
entah karena tertelan badai
Puisi karyaku yang sungguh
menemani hatiku saat ini, aku hanya bisa merelakan apa yang aku rasakan, lebih
baik aku mengalah dari ada aku yang harus bersalah. Dan tiba-tiba nino
mendatangiku
“eh apaan tu lihat dong”
“eh bukan apa-apa sana kamu pergi saja cepetan sana”
“kamu jahat banget sih”
Tanpa aku sadari ternyataa
rere menatapku dengan sini
“udah ah aku mau pergi”
“jangan sini aja, aku Cuma mau tany ini gimana pr
matematikanya, aku nggak bisa nih, ajarin aku ya ? plissss?
“ini aku yang ngajarin rere kok, sana minta tolong aja
sama rere”
Aku pergi membalikkan badan
dari nino, hingga ternyata rere menghampirinya untuk menemaninya dengan
menduduki bangkuku. Aku merasakan hati ini sangat sakit, aku menangis untuk
menghilangkan seluruh rasa sakitku ini. Hingga ternyata setelah aku mengerti,
nino ternyata mengambil kertas puisiku yang aku tulis sebelumnya untuk dia.
aduh bagaimana jika dia tahu bahwa puisi itu untuk dia? betapa malu dan
bodohnya terhadap aku, nino dan rere.aku berada pada situasi sulit dan
membingungkan. Hingga suatu hari aku mendengar kabar bahwa kisah yang diimpikan
rere akan menjadi kenyataan. Ini sulit, sulit ketika kita mencintai yang sama,
sakit ketika sahabat kitalah yang menyamai kita. Aku sendiri melawan sepi
hingga seseorang yang tidak kuharapkan mendatangiku hingga aku hanya bisa
membisu sekejap
“intan, kamu kenapa akhir-akhir ini seringkali melamun”
tanya nino
“gapapa”
“kamu nek kayak gitu malah jadi kayak kodok ngorek loh
tan”
“biarin”
Aku langsung pergi dengan
memendam rasa sakit ini, aku sadar bahwa cinta itu tidak selalu indah, cinta
itu lama-lama juga akan membusuk seperti buah, dan setelah dia membusuk dia
akan jatuh untuk melepaskan diri dari tangkainya. Suatu ketika saat aku sedang
membasuh muka untuk berwudlu, rere teriak memanggilku dan dia membawa nino
dihadapanku.
“intan, aku pingin ngomong sama kamu (teriak)”
“iyaa apa kayaknya lagi seneng nih (menahan rasa kaget))
“aku jadian loh sama nino”
“oke selamat ya, long last”
“kok Cuma gitu ssih?”
“emang aku harus gimana? Aku mau sholat dulu nih, dadaaaa
bentar ya”
“itu si intan kenapa yah? Apa dia cemburu?”
Nino menjawap
“tidak, mungkin
saja dia merasakan kemegahan cinta”
“apanya yang
megah?”
“setiap saat
dan pada semua hal, cinta itu pasti megah”
“contohnya?”
“ketika istri Bj. Habibie tiada dia tetap beristrikan istrinya
dalam surga kelak, sehingga dia tidak ingin mencari yang lain karena hubungan
beliau dengan istrinya akan ditempatkan di istana megah di surga”
“okeokeoke , udah yuk jalan aja”
Aku di dalam masjid menangis
keras untuk meluapkan seluruh rasa sakit hatiku. Apa ini cinta? Cinta bertepuk
sebelah tangan? Ah sial, aku terjebak nostalgia. Apa aku akan mendapatkan cinta
lain selain nino? Atau malah akusulit untuk move on? Biarlah takdirku sendiri
yang menjawab.
Setelah 1 bulan
berjalan, nino merasakan bahwa perasaannya dengan rere adalah hal yang
seharusnya tidak pernah terjadi. Nino selalu diharuskan untuk melakukan apa
yang rere sukai, kebiasaan rere yang suka dugem tersebut harus diikuti nino
selama mereka masih berpacaran. Aku hanya bisa tersenyum kepada nino dengan
takdirnya saat ini, semoga dia bahagia dengan kebiasaan barunya, semoga dia
tetap selalu tersenyum meskipun dia merasa tertekan. Aku yang mencintainya
hanya dapat melihat nino dari kejauhan
Minggu, 09 November 2014
Sambel lethok boyolali
Sambel lethok (Sambel tumpang)
Mungkin buat sebagian besar orang apabila ditemuinya tempe yang hampir busuk atau bahkan udah busuk pastinya akan langsung dibuang. Namun berbeda dengan warga di daerah Boyolali sini. Tempe-tempe tersebut masih laku dijual untuk pembutan Sambel Lethok. Iya gan, sambel lethok terbuat dari tempe yg hampir busuk dihaluskan dan dcampur dengan beberapa bumbu. Biasanya yg paling sering sambel lethok dtambahi tahu. Sambel lethok kadang juga disebut sambel tumpang karena penyajiannya yg dtumpang tumpang (ditumpuk). Bisa disajikan dengan nasi atau bubur, ditasnya diberi sayur sayuran lalu disiram dengan sambel lethok. Rasanya menurut ane enak bgt, bahkan ini salah satu makanan favorit ane. Tpi mngkin untuk beberapa orang makanan ini rasanya aneh.
Sambal tumpang adalah makanan tradisional nusantara yang bisa ditemui di daerah Salatiga, Boyolali, Solo, dan bahkan juga terdapat di Kediri. Masing-masing daerah memiliki versi sambal tumpangnya sendiri yang biasanya bisa dibedakan dari tampilan fisik dan isiannya. Namun demikian, ada satu bahan utama yang tak tergantikan, yakni tempe semangit. Tempe semangit adalah tempe yang sudah mengalami fermentasi tapi belum sampai busuk. Bahan inilah yang memunculkan aroma dan rasa spesifik dari sambal tumpang.
Kali ini yang akan dibagikan disini adalah resep sambal tumpang khas Boyolali, yang sering disebut juga sambal lethok oleh masyarakat setempat. Perbedaannya cukup mencolok dengan sambal tumpang asal Salatiga, baik dari segi isian mau tampilan. Sambal lethok biasanya hanya menggunakan isian tahu kulit, tanpa bahan hewani sama sekali seperti daging, tulang muda, koyor atau yang lainnya. Sambal lethok juga tidak terlihat berminyak karena proses pemasakan bumbunya tidak ada yang digoreng, cukup dengan direbus saja.
Sambal lethok, seperti halnya sambal tumpang yang lain, biasanya menggunakan santan. Namun kami mencoba berinovasi dengan menyajikan resep sambal lethok tanpa santan. Untuk menggantikan peran santan, kami memakai kemiri yang juga bisa menghadirkan rasa gurih dan kekentalan pada sambal sambal tumpang. Barangkali menu ini bisa menjadi alternatif bagi anda yang menghindari masakan bersantan dan berminyak.
Bahan:
- Tempe semangit kurang lebih lima buah (tempe ukuran kecil yang dibungkus daun). Kalau menggunakan tempe yang berukuran besar (biasanya berbungkus plastik) cukup 1 buah saja
Bumbu:
- Bawang merah ± 7 butir
– Bawang putih ± 7 butir
– Cabai merah besar / rawit ± sesuai selera
– Lengkuas 1 ruas
– Daun salam 3 lembar
– Serai 2 batang
– Kemiri ± 10 butir ~> sebagai. pengganti santan
– Kencur 1 ruas
– Daun jeruk 5 lembar atau jeruk purut diambil kulitnya lantas dihaluskan
– Gula dan garam secukupnya
Cara membuat:
- Tempe semangit dan bumbu2 yang akan dihaluskan direbus lebih dulu kurang lebih 15 menit. Kemudian tiriskan
-Bumbu-bumbu dihaluskan bersama tempe semangit. Kecuali lengkuas, serai, daun jeruk, dan daun salam.
-Setelah halus masukkan lagi dalam rebusan air tadi, bisa ditambahkan air jika kurang. Setelah itu masukkan tahu kulit, serta tambahkan pula gula dan garam secukupnya.
– Masak hingga matang dan bumbu merasuk.
Sambal tumpang akan lebih nikmat jika dikonsumsi keesokan harinya karena bumbu-bumbu akan makin merasuk dan kuah lebih mengental. Untuk penyajian, sambal tumpang bisa dipadukan dengan dengan urap sayuran. Cocok disantap dengan nasi maupun bubur.
Boyolali Sebagai Sentra Sapi Perah di Jawa Tengah
Boyolali Sebagai Sentra Sapi Perah di Jawa Tengah
(Berita Daerah – Jawa) Boyolali
adalah sebuah kabupaten kecil yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan
dikenal dengan sebutan kota susu, karena merupakan sentra peternakan
sapi perah terbesar di Jawa Tengah dan komoditas susu sapinya mampu
mengharumkan Kabupaten Boyolali di tingkat Nasional.
Sebagian besar wilayah Boyolali
merupakan dataran tinggi yang memiliki hawa sejuk sehingga cocok untuk
dijadikan tempat budidaya sapi perah. Selain itu ketersediaan pakan
hijau yang melimpah juga sumber air bersih membuat Boyolali sangat pas
untuk di jadikan sentra peternakan sapi perah.
Sentra peternakan sapi perah di Boyolali
dipusatkan di kecamatan Cepogo dan mampu menghasilkan total produksi
susu sapi per tahun mencapai 30.500 juta liter. Selain sapi perah,
Boyolali juga dikenal sebagai sentra peternakan sapi potong dengan total
perkiraan sapi potong yang berada di Boyolali mencapai 87.725 ekor.
Tidak hanya susu segar dan sapi potong,
di Boyolali juga terdapat sentra produksi olahan yang dibuat dari susu
sapi dan daging sapi seperti dodol susu, yogurt dan juga keju. Produk
turunan tersebut bertujuan agar susu sapi sepenuhnya bisa dipakai secara
maksimal tanpa ada yang dibuang karena kelebihan kuota. Hal itu
tentunya akan meningkatkan pendapatan para peternak karena hasil turunan
olahan susunya bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
Pada beberapa bulan lalu produksi susu
sapi di Boyolali memang menurun dampak dari erupsi Gunung Kelud yang
menyebabkan area tanaman hijau untuk pakan ternak sapi menjadi
terkontaminasi, hal ini berdampak pada sapi ternak dan jumlah produksi
juga kualitas susu sapi yang dihasilkan. Namun pada saat ini kondisi
tersebut sudah membaik dengan ketersediaan pakan ternak hijau bagi sapi
sehingga produksi susu di Boyolali kembali normal.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu
Indonesia (GKSI) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kuncoro
menegaskan jika pada saat ini produksi susu sapi sudah kembali normal
dan dalam kondisi normal seperti sekarang ini produksi susu sapi
Boyolali mampu mencapai 90-100 ribu liter per hari. Susu sapi di
Boyolali juga didistribusikan di industri pengolahan susu seperti
Firisian Flag (Susu Bendera) dan Indo Milk di Jakarta serta industri
pengolahan susu Citra Nasional di Salatiga.
Produk turunan dari hasil susu sapi
Boyolali itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan keju
sehingga memiliki nilai jual. Selain itu juga produk keju tersebut dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan kue atau dodol susu khas
Boyolali. Potensi susu sapi Boyolali ini memiliki prospek yang cerah
untuk terus dikembangkan mengingat saat ini pemerintah ingin
meningkatkan konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia.
Konsumsi susu per kapita Indonesia baru
mencapai 11,09 liter per tahun, masih jauh di bawah konsumsi per kapita
negara-negara ASEAN lainnya yang mencapai lebih dari 20 liter per kapita
per tahun.
Buah dan sayuran di Kabupaten Boyolali
JERUK
adalah desa di kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Asal mula desa jeruk berawal dari banyaknya penduduk yang menanam buah jeruk. Dulu hampir semua warga menanam pohon jeruk. menurut sejarah pohon jeruk yang di tanam berasal dari masa penjajahan belanda yang menanam pohon jeruk di area perkebunan teh (dulu desa jeruk adalah perkebunan teh yang luas) kemudian pohon jeruk menyebar ke seluruh desa, Akan tetapi sekarang sudah tidak ada lagi penduduk yang menanam pohon jeruk, dikarenakan semua mati karena obat dari pemerintah yang dahulu menggalakkan tanaman bebas penyakit (cerita yang beredar di masyarakat obat yang disuntikan ke pohon jeruk, sengaja untuk mematikan pohon-pohon jeruk karena menyaingi perkebunan jeruk milik penguasa pemerintahan pada massa itu) desa jeruk sebenarnya mempunyai kantor kelurahan di desa krajan, mungkin dulunya dinamakan KERAJAAN JERUK oleh masyarakat karena benar-benar melimpah buah jeruknya. selain penghasil daun tembakau berkualitas, desa ini juga menghasilkan sayur-sayuran seperti kubis, wortel dll.
DAUN ADAS BOYOLALI
Boyolali Pernah mendengar daun adas ? Ya, daun mirip rambut ini merupakan tanaman khas di wilayah lereng Gunung Merapi-Merbabu. Rasanya yang pedas,disertai bau mirip jamu ini,banyak yang tidak menyukai. Namun bagi masyarakat di lereng Merapi-Merbabu,daun ada dipercayai bisa meningkatkan stamina dan memberikan rasa hangat.
Selain itu, daun adas sangat baik bagi ibu menyusui,karena dapat meningkatkan produksi air susu. Sayangnya, tanaman adas ini hanya sebagai tanaman sampingan, belum ada petani yang khusus menanamnya. Hal ini disebabkan harganya yang sangat murah, satu ikat hanya dijual Rp 500. Ironisnya lagi,selain untuk sayuran,tanaman ini hanya sebagai pakan ternak.
Saat ini baru bijinya yang laku dijual,untuk obat dan minyak,kalau daunya sangat murah, ungkap Mulyono, PNPM Selo, Boyolali.
Berawal dari itulah, kalangan ibu-ibu di Dukuh Brajan, Desa Senden, Selo mengolah daun adas menjadi keripik. Hasilnya pun sangat memuaskan,satu kantung keripik daun adas dijual Rp 4000. Lebaran kemarin, permintaan keripik meningkat tajam. Bahkan saat ini ada yang dikirim ke Lampung.
Cara pembuatan keripik daun adas sangatlah mudah. Pertama kali,dipilih daun yang tidak terlalu tua.Daun adas pilihan dicuci bersih,kemudian dipotong halus. Setelah itu,daun dicampur dengan adonan tepung terigu dan telur. Adonan yang sudah tercampur kemudian dipipihkan dan dipotong kecil-kecil dan siap digoreng.
Butuh waktu berulang-ulang untuk menghasilkan keripik adas yang renyah dan rasa aslinya yang senggar hilang,kan banyak orang yang tidak suka dengan rasa asli adas,tapi Kami ingin tampilkan produk asli adas dengan rasa yang gurih, ungkap Hendrati, pendamping warga dari Dinas koperasi dan UKM Boyolali, Minggu (18/8).
Keberhasilan pembuatan kripik adas ini diharapkan bisa menjadi makanan camilan khas Selo, khususnya Senden yang nantinya bisa menjadi icon dalam menunjang pariwisata di Boyolali.
adalah desa di kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Asal mula desa jeruk berawal dari banyaknya penduduk yang menanam buah jeruk. Dulu hampir semua warga menanam pohon jeruk. menurut sejarah pohon jeruk yang di tanam berasal dari masa penjajahan belanda yang menanam pohon jeruk di area perkebunan teh (dulu desa jeruk adalah perkebunan teh yang luas) kemudian pohon jeruk menyebar ke seluruh desa, Akan tetapi sekarang sudah tidak ada lagi penduduk yang menanam pohon jeruk, dikarenakan semua mati karena obat dari pemerintah yang dahulu menggalakkan tanaman bebas penyakit (cerita yang beredar di masyarakat obat yang disuntikan ke pohon jeruk, sengaja untuk mematikan pohon-pohon jeruk karena menyaingi perkebunan jeruk milik penguasa pemerintahan pada massa itu) desa jeruk sebenarnya mempunyai kantor kelurahan di desa krajan, mungkin dulunya dinamakan KERAJAAN JERUK oleh masyarakat karena benar-benar melimpah buah jeruknya. selain penghasil daun tembakau berkualitas, desa ini juga menghasilkan sayur-sayuran seperti kubis, wortel dll.
DAUN ADAS BOYOLALI
Boyolali Pernah mendengar daun adas ? Ya, daun mirip rambut ini merupakan tanaman khas di wilayah lereng Gunung Merapi-Merbabu. Rasanya yang pedas,disertai bau mirip jamu ini,banyak yang tidak menyukai. Namun bagi masyarakat di lereng Merapi-Merbabu,daun ada dipercayai bisa meningkatkan stamina dan memberikan rasa hangat.
Selain itu, daun adas sangat baik bagi ibu menyusui,karena dapat meningkatkan produksi air susu. Sayangnya, tanaman adas ini hanya sebagai tanaman sampingan, belum ada petani yang khusus menanamnya. Hal ini disebabkan harganya yang sangat murah, satu ikat hanya dijual Rp 500. Ironisnya lagi,selain untuk sayuran,tanaman ini hanya sebagai pakan ternak.
Saat ini baru bijinya yang laku dijual,untuk obat dan minyak,kalau daunya sangat murah, ungkap Mulyono, PNPM Selo, Boyolali.
Berawal dari itulah, kalangan ibu-ibu di Dukuh Brajan, Desa Senden, Selo mengolah daun adas menjadi keripik. Hasilnya pun sangat memuaskan,satu kantung keripik daun adas dijual Rp 4000. Lebaran kemarin, permintaan keripik meningkat tajam. Bahkan saat ini ada yang dikirim ke Lampung.
Cara pembuatan keripik daun adas sangatlah mudah. Pertama kali,dipilih daun yang tidak terlalu tua.Daun adas pilihan dicuci bersih,kemudian dipotong halus. Setelah itu,daun dicampur dengan adonan tepung terigu dan telur. Adonan yang sudah tercampur kemudian dipipihkan dan dipotong kecil-kecil dan siap digoreng.
Butuh waktu berulang-ulang untuk menghasilkan keripik adas yang renyah dan rasa aslinya yang senggar hilang,kan banyak orang yang tidak suka dengan rasa asli adas,tapi Kami ingin tampilkan produk asli adas dengan rasa yang gurih, ungkap Hendrati, pendamping warga dari Dinas koperasi dan UKM Boyolali, Minggu (18/8).
Keberhasilan pembuatan kripik adas ini diharapkan bisa menjadi makanan camilan khas Selo, khususnya Senden yang nantinya bisa menjadi icon dalam menunjang pariwisata di Boyolali.
Minggu, 26 Oktober 2014
sesungguhnya, sebenarnya dan semestinya
sesungguhnya
aku ingin mendapat suasana
yang begitu mewah, merekah
yang begitu indah, terarah
sebenarnya
mataku tidak ingin terpejam mengambang
lidahku tidak ingin merasa rasa bimbang
bahkan dahiku
saat susah tak ingin mengambang
semestinya
kamu sudah mulai menyapa
tanpa menghiraukan fatamorgana
dari beribu singgasana
yang belum pernah kau rasakan gulitanya
sesungguhnya, sebenarnya dan semestinya
kau mengerti semua janji
tapi hanya karena kau ragu untuk bersimpuh
sehingga batin tiada lagi terkasih
aku hanya ingin saat ku bertelepati
kau mengerti
sesungguhnya, sebenarnya, semestinya
kita ditakdirnya untuk bersama
aku ingin mendapat suasana
yang begitu mewah, merekah
yang begitu indah, terarah
sebenarnya
mataku tidak ingin terpejam mengambang
lidahku tidak ingin merasa rasa bimbang
bahkan dahiku
saat susah tak ingin mengambang
semestinya
kamu sudah mulai menyapa
tanpa menghiraukan fatamorgana
dari beribu singgasana
yang belum pernah kau rasakan gulitanya
sesungguhnya, sebenarnya dan semestinya
kau mengerti semua janji
tapi hanya karena kau ragu untuk bersimpuh
sehingga batin tiada lagi terkasih
aku hanya ingin saat ku bertelepati
kau mengerti
sesungguhnya, sebenarnya, semestinya
kita ditakdirnya untuk bersama
Empunpun malu untuk menatap
Aku mengatakan suatu hal yang basi
aku jatuh cinta
aku cinta karena hatiku sudah berdampingan
berdampingan dengan asa dan lentera cinta
aku memaparkan kata-kata dalam suatu keindahan
sejak pertama bertemu untuk melakukan tatapan
dan dari suatu kesalahan yang membuat terbayang
debuku berhamburan menuju raut wajahnya
ingin mengenal lebih dalam
ingin mengajak kenal untuk lebih dalam
dan itu, hal yang embunpun malu untuk menatap
karena debuku lucu mulai rewel untuk berkeliaran dihatinya
aku jatuh cinta
aku cinta karena hatiku sudah berdampingan
berdampingan dengan asa dan lentera cinta
aku memaparkan kata-kata dalam suatu keindahan
sejak pertama bertemu untuk melakukan tatapan
dan dari suatu kesalahan yang membuat terbayang
debuku berhamburan menuju raut wajahnya
ingin mengenal lebih dalam
ingin mengajak kenal untuk lebih dalam
dan itu, hal yang embunpun malu untuk menatap
karena debuku lucu mulai rewel untuk berkeliaran dihatinya
Dipucuk cinta
Aku hanya minta satu berdasar keteguhanku
cinta , iya hanyalah cinta yang akan kuminta
berikan suatu cerita untuk ku
kepada M yang memang aku suka adanya
aku memiliki gerakan semu di tangan nasibku
Tuhan, bicaralah kepadaku dan jawab keinginanku
agar aku tahu, apakah engkau selalu adil kepadaku
cukup sekali saya mengecewakan tapi mengapa 3 kali saya mendapat?
ini sangat buruk bagiku
aku selalu merasakan kecemburuan sosial
yang selalu ada saat aku berikatan jenuh
aku hanya ingin satu huruf yaitu M
tidak akan pernah aku sia-siakan dia karena memang
aku sudah di pucuk cinta olehnya
kabulkan doaku Tuhan,
Amin yarobbal'allamin
cinta , iya hanyalah cinta yang akan kuminta
berikan suatu cerita untuk ku
kepada M yang memang aku suka adanya
aku memiliki gerakan semu di tangan nasibku
Tuhan, bicaralah kepadaku dan jawab keinginanku
agar aku tahu, apakah engkau selalu adil kepadaku
cukup sekali saya mengecewakan tapi mengapa 3 kali saya mendapat?
ini sangat buruk bagiku
aku selalu merasakan kecemburuan sosial
yang selalu ada saat aku berikatan jenuh
aku hanya ingin satu huruf yaitu M
tidak akan pernah aku sia-siakan dia karena memang
aku sudah di pucuk cinta olehnya
kabulkan doaku Tuhan,
Amin yarobbal'allamin
Derita yang indah
aku
hanya merasa bahwa kini
aku berada pada batu tersusun diatas genangan
dan aku mulai berjalan diatasnya untuk mencoba
tapi ternyata pada batu kedua
aku terjatuh karena batu itu tidak kuat
sementara batu yang pertama
telah kulewatkan dengan sia-sia tanpa terimakasih sedikitpun
dan ketika aku terjatuh
aku tidak bisa merasakan leganya perasaan
aku tidak bisa merasakan bagaimana keadaan di luar sana
karena aku sudah terjerumus dalam batu yang kedua
aku tidak tahu
mengapa dengan mudahnya aku lupa pada semua derita yang indah
dan mengapa hati ini sudah menggenggan angan
angan buruk yang menipu semua kepalsuan
dan hanya kamu yang telah menanam
yang dihidupkan pada hiasan sepasang foto
ditambahkan pada cabang-cabang akar
karena akar itu mulai bergerigi
foto itu mulai terhempas
hanya merasa bahwa kini
aku berada pada batu tersusun diatas genangan
dan aku mulai berjalan diatasnya untuk mencoba
tapi ternyata pada batu kedua
aku terjatuh karena batu itu tidak kuat
sementara batu yang pertama
telah kulewatkan dengan sia-sia tanpa terimakasih sedikitpun
dan ketika aku terjatuh
aku tidak bisa merasakan leganya perasaan
aku tidak bisa merasakan bagaimana keadaan di luar sana
karena aku sudah terjerumus dalam batu yang kedua
aku tidak tahu
mengapa dengan mudahnya aku lupa pada semua derita yang indah
dan mengapa hati ini sudah menggenggan angan
angan buruk yang menipu semua kepalsuan
dan hanya kamu yang telah menanam
yang dihidupkan pada hiasan sepasang foto
ditambahkan pada cabang-cabang akar
karena akar itu mulai bergerigi
foto itu mulai terhempas
Minggu, 28 September 2014
Urusan sendiri
Ketika waktu lelah berjalan
ketika hari mulai menutup mata
aku merasa detik-detik mulai iba
saat matahati berseteru dengah kisah yang pasti
beradu kata, cerita, cinta dan bahasa
saat itu pula hari ini mulai mual
beribu jalanan meranggas disana
pelangi mulai beringas di setia perkataan
hari mulai kejam dengan hati beraturan
pasir ini mulai lelah untuk digosok setiap pagi
di tempat bangunan dan di tempat lapangan
pasir itu mulai membiasakan diri untuk melakukan hari itu
aku? sekarang menuju cerita aku
aku membuming
aku bergeming
sakit ini serasa hanya disetiap kalangan bibir sejenak
sakit ini selalu kuabadikan dalam setiap sajak-sajak
berasap
dalam organ ada hati jantung pankreas usus
aku paling suka hati
karena aku bisa belajar kesabaran, keiklasan takdir, kecemburuan
saat aku berlari di atas banyaknya pertikaian
aku merasa petir malu untuk datang
bukan petir, akan tetapi awan cumulus
biar petualangan ini aku jalani sendiri
tanpa melibatkan orang lain
karna ini urusanku, bukan untuk dipetik pada urusanmu
ketika hari mulai menutup mata
aku merasa detik-detik mulai iba
saat matahati berseteru dengah kisah yang pasti
beradu kata, cerita, cinta dan bahasa
saat itu pula hari ini mulai mual
beribu jalanan meranggas disana
pelangi mulai beringas di setia perkataan
hari mulai kejam dengan hati beraturan
pasir ini mulai lelah untuk digosok setiap pagi
di tempat bangunan dan di tempat lapangan
pasir itu mulai membiasakan diri untuk melakukan hari itu
aku? sekarang menuju cerita aku
aku membuming
aku bergeming
sakit ini serasa hanya disetiap kalangan bibir sejenak
sakit ini selalu kuabadikan dalam setiap sajak-sajak
berasap
dalam organ ada hati jantung pankreas usus
aku paling suka hati
karena aku bisa belajar kesabaran, keiklasan takdir, kecemburuan
saat aku berlari di atas banyaknya pertikaian
aku merasa petir malu untuk datang
bukan petir, akan tetapi awan cumulus
biar petualangan ini aku jalani sendiri
tanpa melibatkan orang lain
karna ini urusanku, bukan untuk dipetik pada urusanmu
Cerpen makna kata sayang
MAKNA KATA SAYANG
Oleh : Intan Wulandari
Pagi ini, aku
melihat suatu suasana baru yang membuat aku bingung. Awan memetik jangkarnya
dan kini suara telah memetik wilayahnya. hujan, iya hujan kini mulai muncul
pada suasanaku yang ramai akan kesunyian. Hatiku mulai terpatri pada pikiranku
yang melayang di hati seseorang, aku melukis rasa kasih yang kubiarkan
bertumbuhan di taman hatiku. Sebut saja namanya dida, dia lelaki kekar yang
bercita-cita sebagai polisi, aku berusaha mencari celah suatu khayalan padanya,
biarkan hidupku, kutulis agar ini berarti padaku untuknya. Aku mencari celah
kosong dalam tembokku, tembok yang setiap goresannya kuharap menjadi seperti
hatinya, hati yang lama-lama tergores dan sadar dari hati yang kuberi. Dida,
dia tidak cukup tampan, tapi dia adalah orang yang membuat beda dalam duniaku,
aku menapaki jalan dan akhirnya diikuti dia, tapi sekian lama dia ada, berubah
telah merekah. Aku harus bagaimana untuk menatapnya? Setiap mataku melihat, hatiku malah merasa bahwa aku munafik, aku sebagai
wanita yang tidak mungkin untuk memulai hanya bisa diam tanpa menyebutkan
kata-kata yang tidak mungkin untuk di kenal.
Hari ini dihari biasa di sekolah, aku berjalan dengan
langkah yang malu-malu. Aku tidak mngerti apakah aku akan menyalahi takdirku
untuk bersatu dengan dia atau tidak, Tuhan, aku berharap agar dia mulai peka
pada perasaanku. Aku mentap dia dengan wajah acuhku yang palsu
“adek?” sapa dia ketika kakiku menarik tubuhku untuk
menuju kelas
Aku tidak menjawab, aku takut
jika perasaanku tambah menjadi-jadi pada dia. tak berapa lama setelah aku di
kelas, aku mendapat sms “Sombong dek” aku merasa jika aku begini terus, aku
akan tambah membiarkan hatiku tumbuh padanya. Aku merasa bingung tidak karuan
saat menapis hamparan reruntuhan kayu yang mengenai tubuhku. Sms itu saksi,
saksi bisunya ketika dia memang begitu memperhatikanku. Aku mereka, berharap
melupanya saat dia memiliki yang lainnya. Hatiku bingung ketika akan menuju
suasana hening yang mulai membias. Kita berpapasan ketika sepulang sekolah
“dek ayo pulang?”
“iya mas, bentar lagi nunggu temen”
“siapa? Pacar apa temen hayoo?”
“ih apaan sih, cewek kok pacar, aku bukan mabi keles:P”
Itu papasan yang setiap saat
kuingat aturnya, dia terkadang lucu, dia terkadang penuh dengan hal yang
membuat aneh. Kadang tiba, kadang juga menghilang.
Malam mulai tiba kini, setiap saat aku hanya bisa
mengingat setiap pertemuan dengannya dengan mendengar lagu yang setiap saat ku
khusyukkan
Kusuka dirinya mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin kau menjadi
milikku
Kau pernah menjadi menjadi miliknya
Namun salahkah aku bila kupendam rasa
ini
Dida, apa kamu tahu? Seperti
itulah perasaanku, yang kupendam dan tidak bisa kucerna selama ini. Mungkinkah
kamu merasakan kepada semua yang kupasrahkan? Kamu sms aku dengan tanpa kuduga
dengan kata singkat dan sangat mengagetkan denyut nadiku
“sayang”
Apa itu hanya rintihan? Atau
apa itu memang seluk beluk? Aduhh, tuhan, banjir keringat aku sekarang ini,
tidak kuat untuk menahan jujur betapa kanget dan herannya aku. Aku mengerti itu
adalah hal yang sangat lazim, tapi apakah itu bertanda dia juga berbalik
mencintaiku? Entah, soal takdir hanya tuhanlah yang tahu. Sayangnya ketika aku
akan membalas sms itu, aku merasa bahwa aku tidak perlu repot-repot, karena dia
pasti hanya mengganggu saja, atau mungkin ? di onar temannya. Tapi lama-lama
aku kangen membaca sms jailnya, sms kocaknya dan sms lucunya, aku rindu semua
itu. Akhirnya kubalas
“salah kirim kamu mas:D”
“apanya?”
“itu smsnya”
“enggak tuh sayang:p”
“iihhhhhh apaaaaaaann”
“gapapa kan?”
“mmm gimana yaa”
“iya aja to sayang”
“iyaaaa:)”
“makasih sayang:D”
“Yaa”
“sayangnya mana? Aku mau dongggg”
“itu di sanaa:D”
“mana lho ah, kamui yank”
“ini sayang”
Waktu itu aku ingat di pukul
17.32 menjelang maghrib. Sungguh saat yang merindukanku meskipun hanya makna
kata “sayang” dan itu belum tentu kita bisa dianggap “pacar”.
Sekarang setiap hari dan
setiap aku aku terus menjalani saat-saat ketika aku memanggil dia Sayang.
Sungguh saat yang sangat anggun untuk dikenang. Sayangnya ketika aku melemah,
rasa ini mulai memudar. Yaitu dimana satu hari dia tidak mengabariku dan dimana
satu hari lain dia tidak memberi tahuku, aku hanya bisa postink. Tapi lama-lama dia kembali mengabariku entah dimulai dari
“Encun sayang, Malem sayang, selamat pagi sayang” atau yang lainnya. Aku sadar
bahwa memang cinta takkan pernah salah. Maka dari itu aku selalu meletakkan
headsetku ke telingaku lalu mengayunkan kepala untuk merasakan alunan musik
yang kurasa itu diciptakan untukku
Ternyata cinta takkan pernah salah
Tak pergi kemana
Akan kubilang ku jatuh cinta
Jatuh cinta kepadamu setiap waktu
Terikasih telah memberiku
arti hidup sayang. Sekarang dan dua bulan setelah itu. Aku ditinggal dia karna
setelah itu merasa, bahwa memang cinta tidak pernah salah, tapi hanya sayang
yang selalu disebut-sebutlah yang selalu salah. Aku sekarang tahu akan maksud
dari kata Sayang yang selalu kita sebut-sebut saat bermesraan dengan orang yang
kita puja, yaitu:
·
Sayang dalam kata jawa berarti gagal atau eman-eman, dari
kata itu dapat di identikkan bahwa sayang adalah sia-sia, jika sayang disebut
ketika kita belum memiliki dia seutuhnya, itu akan menjadi sia-sia dan waktu
akan menjadi terbuang, sayang sekali kan?
·
Sayang adalah kata palsu dari cinta, jika hanya sayang? Semua
orang pasti bisa menyayangi dan pasti disayangi. Jadi jika sayang? Yaaa, pasti
dibagi-bagi kasihnya.
·
Sayang seribu sayang, pernah dengar kan? Sayang seribu sayang
bukanlah menyayangi orang seribu kali lebih sayang dibandingkan yang lain, tapi
yang dimaksud itu adalah malang sekali nasipnya. Jadi apabila sayang terus
diumbar. Sayang nasipmu akan malang.
Tahukan ? makna sayang. Iya
dari kisahku dengan Dida, pasti dapat dibajarkan secara umum dan keseluruhan
MAKNA KATA SAYANG YAITU
MEMBUANG WAKTU SIA-SIA HASILNYA.
Gubug istimewa
Disaat hari ini aku mulai langkahku
kutemukan lentera di hamparan pusat bumi ini
gravitasi yang tak nampak
seperti kobaran ini yang selamanya tak kan pernah nampak
tatkala hari ini menjadi sunyi
tatkala aku harus mengadu pedih di sedunya bumiku
tatkala hati ini diharuskan melangkah
yang padahal semua itu banya goncangannya
hariku mati dengan bekunya pernik ini
dan hariku bau karna asap yang menantang maut
dan hatiku menginggal karena hari itu kau tak merayu
meragu meranggas mencoba membuka dan menyampaikan
surat dari hatimu yang belum kau sampaikan
surat dari hatimu yang belum kau serahkan padaku
yang belum kau betulkan pada beribu kesalahan kata
kau jadikan sastra menjadi hiruk pikuk buta
kau jadikan cerita menjadi berita haru pada penghuni tubuhku
di kepergian hatiku yang telah jauh merantau kesana
aku mendapati hati yang bimbang pada keserakahan
satukan satukan satukan ya Tuhan satukan
empedu pada suatu longsoran berbatu
satukan kami sebagai adam dan hawa
satukan kami sebagai juliet yang bersandar romeo
serahkan tangan ini pada bibit yang kau sebarkan
pada singgasana menggah yang di sebut gubuk istimewa
gubuk yang dibagu oleh dua cinta yang saling melengkapi
saling meminta penyerahan lampion yang melayang di batas batang
gubuk nan canda dan hanya kami yang punya
aku percaya bahwa hati itu bisa dikalahkan
karena semua bisa dikalahkan dan bisa ditancap habis
kecuali takdir Tuhan
kutemukan lentera di hamparan pusat bumi ini
gravitasi yang tak nampak
seperti kobaran ini yang selamanya tak kan pernah nampak
tatkala hari ini menjadi sunyi
tatkala aku harus mengadu pedih di sedunya bumiku
tatkala hati ini diharuskan melangkah
yang padahal semua itu banya goncangannya
hariku mati dengan bekunya pernik ini
dan hariku bau karna asap yang menantang maut
dan hatiku menginggal karena hari itu kau tak merayu
meragu meranggas mencoba membuka dan menyampaikan
surat dari hatimu yang belum kau sampaikan
surat dari hatimu yang belum kau serahkan padaku
yang belum kau betulkan pada beribu kesalahan kata
kau jadikan sastra menjadi hiruk pikuk buta
kau jadikan cerita menjadi berita haru pada penghuni tubuhku
di kepergian hatiku yang telah jauh merantau kesana
aku mendapati hati yang bimbang pada keserakahan
satukan satukan satukan ya Tuhan satukan
empedu pada suatu longsoran berbatu
satukan kami sebagai adam dan hawa
satukan kami sebagai juliet yang bersandar romeo
serahkan tangan ini pada bibit yang kau sebarkan
pada singgasana menggah yang di sebut gubuk istimewa
gubuk yang dibagu oleh dua cinta yang saling melengkapi
saling meminta penyerahan lampion yang melayang di batas batang
gubuk nan canda dan hanya kami yang punya
aku percaya bahwa hati itu bisa dikalahkan
karena semua bisa dikalahkan dan bisa ditancap habis
kecuali takdir Tuhan
Dulu dan Sekarang
Saat aku melepaskan piluku
sedu malah datang mendatangiku
dia datang ketika aku berguncang oleh gagapnya asmara
tapi setelah itu
dia tidak merasakan apa yang memang sebetulnya aku rasa
dia hanya memikirkan ketidak nestapaannya
aku menggoda dan bertindak menuju kemudahan
tapi ternyata? mentari tetap tak mau muncul dipaksa malam
hariku mulai banyak di bumbui kepudaran
hidupku penuh dengan kepalsuan
harapanku tercebur ke dalam rintihan rintik air
aku hanya bisa mengatarkan tangisanku pada awan
apa dayaku? memang aku hanya bisa mematikan waktu
karena batreinya yang memang sudah belatungan tak karuan
kamu apa merasa? apa kamu merasa?
kamu hanya mengirim egoismu dalam kata semumu
cinta memang menganehkan apalagi untuk hawa sepertiku
aku tercekik oleh kalbu yang membuatku jera
dulu dan sekarang beda, bahasanya beda
maknanya beda, pengucapannya beda
dulu dan sekarang sangat beda apalagi untuk cinta
aku muak dengan takdir yang semacam ini
dipermainkan
dibosankan untuk menikmati dan
membosankan untuk dinikmati
aku kacau karna halilintarku mendaki pada bukit yang berguling
kamu palsu, katamu palsu, bibir dan hatimu palsu
hanya bisa mentikam waktu dari belakang
dulu dan sekarang
sedu malah datang mendatangiku
dia datang ketika aku berguncang oleh gagapnya asmara
tapi setelah itu
dia tidak merasakan apa yang memang sebetulnya aku rasa
dia hanya memikirkan ketidak nestapaannya
aku menggoda dan bertindak menuju kemudahan
tapi ternyata? mentari tetap tak mau muncul dipaksa malam
hariku mulai banyak di bumbui kepudaran
hidupku penuh dengan kepalsuan
harapanku tercebur ke dalam rintihan rintik air
aku hanya bisa mengatarkan tangisanku pada awan
apa dayaku? memang aku hanya bisa mematikan waktu
karena batreinya yang memang sudah belatungan tak karuan
kamu apa merasa? apa kamu merasa?
kamu hanya mengirim egoismu dalam kata semumu
cinta memang menganehkan apalagi untuk hawa sepertiku
aku tercekik oleh kalbu yang membuatku jera
dulu dan sekarang beda, bahasanya beda
maknanya beda, pengucapannya beda
dulu dan sekarang sangat beda apalagi untuk cinta
aku muak dengan takdir yang semacam ini
dipermainkan
dibosankan untuk menikmati dan
membosankan untuk dinikmati
aku kacau karna halilintarku mendaki pada bukit yang berguling
kamu palsu, katamu palsu, bibir dan hatimu palsu
hanya bisa mentikam waktu dari belakang
dulu dan sekarang
Minggu, 24 Agustus 2014
Cerpen ciptaanku : Sajak Layu dari Getaran Sendu
Sajak Layu dari Getaran Sendu
Hari ini perempatan jalan
memulai harinya untuk bekerja menjadi kuli angkut, mentari memulai untuk
membuka hari gelap yang tidak akan menghembuskan pertikaian antara keruncingan,
bumi mulai menguap puas setelah merasakan hari kemarin telah terbuka menjadi
hari baru. Akupun juga akan menderapkan perjalananku dalam suatu keadaan yang
diam membisu.
“Hei, kamu, iya
kamu”
Aku merasa bahwa ada getaran
yang ingin mengajakku bertikai pada hari ini, dari semburat khayalan itu aku
berharap takkan jadi nyata.
“Kamu orang yang
selalu memendam hati semu dan hanya bisa membaca hati mereka yang sekedar
palsu”
“Kamu dimana?”
“Aku di depanmu,
waktu yang menunjukkan pukul 5 itu yang hanya bisa berdiam diri, tapi
sesungguhnya setiap detik yang kujalani, itu adalah curahan hatimu selama ini
untukku”
Suara itu adalah suara
waktuku yang selama ini hanya bisa kubuang untuk hal yang tidak pasti, seraya
suatu kecupan mesra dari langkahnya telah berkata kepadaku.
“Apakah kamu hanya bisa merasakannya? Dua hal yang hanya
bisa berikan duka, sampai kau datang dan pulang kembali pada waktu yang berbeda
sehingga itu hanya percuma, maka kau membuangku, membuang aku dengan tanpa
bersalah. Peluit hitamku telah berkata sudahlah jalan terbaikmu itu di dasaran,
tapi kau tetap saja mengelak hanya karena kau merasa bisa selalu bersama
seperti sepasang sepatu”
Aku merasa bahwa ini memang
ditujukan kepadaku, aku yang memang sudah menggali dalam akan tetap mewabah dan
mengeruk kepingannya dari pertigaan jalan ataupun perempatan jalan, namun aku
menjawab kepada waktu
“Iya, aku dan dia memang seperti sepatu, terus bersama
dan berjalan baik saat banjir melanda ataupun kekeringan tiba. Aku dan dia juga
seperti air dan hujan yang setiap hujan dapat dikatakan itulah air yang menjadi
pemeran utamanya, dan aku dan dia juga seperti air dan api yang selalu di
sejajarkan dalam dua hal paling, yaitu paling panas dan paling dingin oleh
karena itu kita saling melengkapi”
Sudah 5 menit perdebatan kata
terakhirku aku ucapkan. Namun, sepatah katapun tidak di perdengarkan olehnya
padaku.
“Mungkin kecongkakan waktu telah letih dan akhirnya dia
berbelok kejalan yang lain” pikirku.
5 jam kutunggu tapi hasilnya
hanya sebatas pengangguran. Kata-kata itu palsu dan hanya bisa membuat setiap
orang menjadi lemah karena perkataannya. Tapi aku mulai penasaran juga, kemana
perginya waktu? Meskipun aku belum pernah mengerti waktu, tapi waktu mulai
berarti di hatiku. Ahhh, tidak. Hanya dia yang berarti di setiap jiwaku.
Bukannya waktu dan bahkan bukan yang lainnya. Aku melihat gumpalan awan yang
indah di waktu ini, awan itu membentuk gambar yang setiap gambarnya memberikan
getaran rindu. Namun kemudian, hujan datang dan menghapus semua keindahan yang
terlukis pada langit itu. Aku bergumam dalam hati
“Kenapa harus hujan? Rindu itu sudah punah”
5 menit setelah itu mengambil
makanan untuk kuberi makan ikan-ikan kecilku, kuhitung ikan itu matanya 2,
siripnya 2, bibirnya 2, lubang hidungnya 2 tapi ekornya 1.aku berfikir
“Kenapa Tuhan menciptakan ekor ikan hanya 1? Sementara
yang lain tubuhnya 2. Memang di bumi ini banyak teka-teki unik yang perlu
dipermainkan, mulai dari segitiga bermuda di samudra, kemudian teka-teki
kehidupan dilapisan paling bawah galaxy, jerapah yang kesulitan menjangkau
makanan di atas tanah dan kangguru yang sulit mengambil makanan yang paling
atas sampai teka-teki takdir pada garis tangan yang memang sulit dijabarkan
meskipun dengan rumus logaritma aljabar ataupun rumus linear sekalipun”
Aku berlatih pada hal yang
selalu berjalan dan tidak pernah berhenti, itulah kaitannya pada waktu. Aku
teringat kembali pada waktu, sudah 5 hari waktu itu tidak membicarakan
perkataan pada topik kemarin. Sebuah plastik dibalut oleh kelapa, mungkin dia
malu untuk berkata. Apa tau dia soal cinta? Cinta manusia saja tidak urut,
apalagi cinta soal masalah keluarganya, ohh iyaa, keluarga sajapun dia tak
punya.
Aku menatap air dan mengajaknya berbicara
“hai air, apa kamu tidak bosan? Hanya bisa berdiam diri
dan tidak bisa merasakan terbang, kau hanya bisa berlenggak lenggok kesana
kemari saja tanpa mengetahui tujuanmu kemana”
Airpun kelihatannya mulai
memperlihatkan jawabannya
“Bosan? Kenapa aku bosan? Memang aku hanya bisa berdiam
diri disini, sehingga apabila nyawa hidup membutuhkanku aku senantiasa ada
untuknya tanpa mereka harus sibuk mencari aku kesana kemari. Memang aku tidak
bisa terbang, sehingga aku terlihat minim bakat olehmu, tapi asal kamu tahu,
apabila aku bisa terbang, mungkin aku akan terbang pffergi ketika aku di masak
oleh kalian untuk persembahan minum, mungkin aku akan terbang pergi ketika aku
digunakan untuk menyiram tanah yang busuk dipenuhi pupuk itu. Dan aku memang
hanya bisa berlenggak lenggok kesana kemari saja disini, tapi aku bahagia
karena ikan sudah menggunakanku untuk tempat hidupnya, tidak hanya ikan banyak
juga kerang, lumut, bintang laut, kepiting yang hidup untuk memilih kepadaku”
Aku terhenyak diam seribu
bahasa menggrutupun untuk apa? Si air benar, dia memang ciptaan Tuhan yang
sangat baik dan mulia.
5 hari telah berlalu kembali,
heningan waktu mulai berkata kembali terdengar ditelingaku.
“Apa kamu masih ingat denganku? Aku waktu yang selalu
kamu salahkan”
“Hei, kemana saja kamu? Dasar benda tak tahu diri, pergi
begitu saja dan tidak bertanggung jawab! Mengapa suaramu justru malah bahagia?
Apa kamu sengaja mengadakan ujian ini? Dasar waktu, benda sok tahu yang hanya
bisa berkomentar palsu”
“Sudah cukupkah cercaan kamu untukku? Sekarang dengarlah
dengan hatimu, 5 tambah 5 hari yang lalu aku menepi di puncak kedamaian,
bertekat untuk menghentikan hal berbau kesedihan, tapi perahuku karam di
pertengahan suasana dan terhantam disana. Aku bercucuran susah demi mencapai
kedamaian itu. Aku rela menyerbu piranha di gelombang cadas demi mencari impian
itu”
“Lalu apa jawabanmu? Aku tidak bertanya tentang semua
itu”
Waktu tetap meneruskan
perkataannya tanpa perduli pertanyaanku
“Setelah cobaan itu masih kutempa, ternyata aku tidak
menemukan ruasnya. Tujuan itu hanyut bersama kapalku yang karam. Baik, apabila
kamu tidak mengerti ucapanku. Akan kukatakan kepadamu kalimat-kalimat terakhir
ini. Apa kamu tidak sadar? Sepatu memang selalu bersama-sama tetapi apakah
mereka dapat bersatu? Mereka hanya dapat selalu bersama,tetapi apabila bila
disuruh bersatu, sampai kapanpun tidak akan pernah bisa. Dan apakah kamu sadar?
Bahwa air dan hujan itu sesungguhnya menandakan langit yang telah menangis, dan
ingatkah waktu kamu melihat awan terlukis kemudian 5 menit setelahnya terjadi
hujan? Kamu sebal denga rasa tidak karuan. Dan sadarkah kamu akan makna air dan
api? Air dan api memang saling melengkapi, tapi apakah dengan saling melengkapi
saja sudah cukup? Bahwa sesungguhnya api bisa pergi apabila disatukan dengan
air”
Setelah hari-hari itu waktu
usai berkata, aku selalu berfikir, kata waktu memang benar dan waktu memang
benar, ketika waktu melilit dirinya untuk pergi. Aku justru merasakan bahwa
waktu adalah suatu hal yang begitu memperdulikanku dibanding dia. aku kini
mengerti bahwa “Suatu hal yang tidak pernah dilihat dan selalu kita campakkan,
mungkin dia adalah ciptaan terbaik untuk kita”
5 hari berlalu, kini aku sadar bahwa memang bahasa cinta
adalah bahasa yang abstrak, bahasa yang hanya akan bisa dimengerti oleh mereka
yang peka dan mengenal apa itu cinta. Mereka yang menyadari hakikat cinta.
Sesungguhnya aku bisa mengerti bahwa cinta di garis tanganku selama ini adalah
waktu. Waktu yang bersahabat dengan semua hal. Rasakan ketika ku dengan dia,
dia menampis sajapun tak bisa. Apakah oersembahan ini adalah sebuah asumsi yang
dikatakan palsu oleh waktu? Aku menyesal, rakitku ketinggalan sampannya. Aku
menyesal telah membuang-buang waktu bersama dia yang hanya bisa membuat
terluka.
Jangan
mempertahankan cinta yang tak pasti yang sebenarnya kamu sudah menemukan
cintamu yang pasti
Seseorang yang
tidak kamu anggap lebih, sesungguhnya dia adalah orang yang sangat perduli
kepadamu, maka jangan pandang dia sebelah mata.
Langganan:
Postingan (Atom)