Selasa, 23 Desember 2014

lalu tuai terjal cinta

aku menatap kelabu di langit itu
melihat betapa putihnya abu di ambang rindu
penat telah terlatih
menunggui dimanakah mata dapat bicara
dengan hati yang tak kunjung tiba
mengerti mengenai apa itu nestapa
pada obralan bola disana
hidupku semakin mendung tertutup warna hitam pekat
aku tak dapat bergeming lagi
seusai pikiran iki bergerigi
menyapa gulitanya pudaran bakti ini
membelah dua dunia seguling
bersikeras memangpang wajah jemu di dinding
dinding separuh baya setengah usang
menjadi saksi bisu adanya maha raja cinta

seperti
seperti berada di tengah pulau yang tandus
tak ada perahu beserta sampannya
tak akan ada wajah merah merona lagi di pipi
karena bingung telah ditapaki
meskipun ditemani gronjalan benjolan jalanan

yang kutatap itu bau
yang kudengar itu barang
yang kurasa itu deraian
semua mustahil untuk bergantian

aku ternyata digantikan oleh pucuk ombak
karena aku hanya lambaian pendorongnya dibawah

mati rasa aku mendengar
bahwa kebingunganku ini seperti rumah honai
bulat dan tak berujung
seperti puncak sinabung
menuai gemetiran keributan pada manusia
dan telah menjadi cambukan beku dingin
untuk manusia laknat
aku tak mengerti ketika ku berbicara
cinta ini menjadi sungguh menebar keprihatinan
keluputan mencoba memelukku
dengan keserakahan manusia
termasuk aku
aku ingin menjadi buritan tak jenuh
menjadi suatu tambang yang berharga
semacam intan yang di tuai binarnya
dengan lahan yang terlentang
tapi entah pada tambang atau jenuh aku pilih
yang pasti aku manusia tak berujung
karena aku yang kurang mendengar cerita
tentang
lalu tuai terjal masa cinta

Jangan merapuh

semudah membalikkan telapak tangan
semudah menghirup udara
semudah menempelkan kertas
semudah mengambil roti dari bayi
hanya saja kita menganggap itu sulit
kita hanya butuh latihan
seperti melihat embut dipagi
melatih optik
melihat dimensi yang rumit
melatih otak
kita yang sulit memahami
arti batu yang terletak di gandulan
merapuh
karena berdiam diri saja
tidak berbuat apa apa
air mata di tissue basah
dikalahkan basahnya udara embun
dikalahkan oleh tetesan cahaya
kita hanya perlu berlatih
bukan hanya risih
membayangkan banyaknya gurauan
tinggal saja
kita tidak dikertasi mereka
merekapun hanya sebatas sok kenal dengan kita
tutup telinga
dan
buka hati kita pada yang Maha Kuasa

Diperujung malam

Aku melewati jalan yang sulit
jalan yang menantiku
diperujung malam
beserta mulut iniyang mulai menggerutu
akan sukap yang sangat menjemukan
oleh seorang yang menunggu
menungguku di perujung malam
matahari itu memelukku
hingga hati ini terbakar secara cepat
mengenai denyut nadiku seakan mati rasa
sehingga rasa cinta tidak akan memuakkanku lagi
karna rasa itu telah terbakar matahari

Aku menunggu tiupan angin malam
yang akan meredakan perasaan
dan mulai membual seribu bahasa
apakah kamu mengerti wahai purnama?
aku sungguh memuja membuai lentera
hanya untuk dan olehmu semata
apa engkau mengerti wahai bulan sabit?
ketajamanmu telah menusuk hatiku
sehingga lukaku kini
semakin dalam menuju rusukku

Tapi
kesadaran itu sudah musnah
kesadaran itu sudah hilang
hilang dalam ambang-ambang
hilang dalam desah

Bertahan dan peka pada suatu lorong semu
menguntai waktu
dengan setumpuk jerami yang dikibaskan pada besi
itulah rasaku
seperti kaca retak hingga pecar
seperti pasir yang hilang hanyut ditelan air
tetapi
rasa ini akan aku sabari
hingga kelak aku nanti sirna
diperujung malam

Apa adanya aku

Hempaskan belahan jiwa
belahan jiwa yang menggumam
di sebuah ruangan sunyi
di ruangan itu hanya ada aku dan kau
kau yang selalu merajalela
dan aku yang selalu meminta
aku berharap seperti bungkusan makanan
yang dibungkus dengan seluruh bungkusan
setelah itu dikeringkan dengan air mata
dan diberi rasa seperti rasa garam

setelah kini aku jauh melangkah
dengan nada sebentar tapi pasti
dengan nada yang tersendat-sendat
dengan berusaha melupakan hal yang sesat
menantikan kabar berita agar kelak aku bisa
tapi aku serakah dalam meminta
aku serakah dalam memilih
tapi ini memang adanya

memang manusia dituntut untuk apa adanya
inilah apa adanya aku
mencintai yang sudah memiliki
karena ini memang apa adanya aku
disini

Kamis, 27 November 2014

Waktu cinta tidak benar

aku jatuh cinta pada waktu yang salah
pada waktu yang membuat semua ini menjadi terbesit aneh
dan terkesan gila
tapi ini nyata
bukan fatamorgana
cinta tidak bisa ditendang dari sini
cinta juga tidak bisa dibuang dari wadahnya
karena cinta itu tidak bisa dipaksa
dan anehnya lagi
hanya satu hari dia berpisah
sudah denganku
hanya satu hari dia mendekat
sudah denganku
aku bodoh ? atau waktu yang bodoh
aku tergelitik dengan semua ini
hanya membuat perasaan tidak bisa
tidak bisa untuk menyerah
karena ini cinta
iya, memang sudah sepantasnya cinta
tidak bisa digenggam terus
mungkin hanya suatu nanti
cinta datang membludak
atau justru
mengalir hilang, deras
membawa serpihan kesakitan kecil
pada lentera merah jambu
tapi biar saja cinta datang
karena memang cinta adalah hiasan
yang tidak bisa kita duga kapan datangnya

Karma Tuhan yang indah

memang benar
kenyataan karma Tuhan itu pasti ada
pasti akan tiba justru lebih sakit lagi
karma Tuhan pasti aku datang secara beruntun
seperti jatuh yang tertimpa tangga
karma hari ini bagiku adalah karma yang indah
Tuhan memberikan karma cinta,
tapi karma cinta itu tidak terlalu menyakitkan
tapi karma itu sakitnya hanya sementara
biarlah lentikan hati ini merasakan sakit
selama aku masih hidup,
dan selama aku masih bisa
seandainya semua ini akan diulangi kembali
aku ingin menampung air dalam ember kecil
ember cinta yang begitu mengail kesakitan
aku tetap bisa
karena dulu, aku sudah dan telah melakukannya
kesakitan karmaku sekarang

Jumat, 21 November 2014

Kemegahan Cinta

Kemegahan Cinta

            Cinta itu seperti penjelajah samudera seperti marcopolo dan magelhaens, mereka rela menjelajah samudra melawan badai demi mendapatkan benua impiannya. Cinta juga seperti sapu, yang mengantarkan sampah-sampah ditempat tujuannya, dan cinta seperti penyakit, jika tempat obat penyakit itu dia akan sembuh, namun jika penyakit itu diberi obat yang salah dia akan semakin merajalela. Aku intan anak SMA yang menjalani hari dengan cara membaca menulis pelajaran yang membuatku jenuh. Aku ditakdirkan menjadi seseorang yang ceria meskipun aku berada dalam saat-saat yang susah. aku dikenal menjadi seseorang yang tidak tegaan, aku memprioritaskan sahabatku sendiri daripada aku. Dari aku dihargai hingga aku tidak dihargai, itu sudah biasa bagiku. Di hari senin aku mendapati sahabatku rere mendatangiku dan membicarakan semua masalahnya
“intan, aku ingin cerita”
“Iya apa? Kenapa nangis?”
“bagaimana jika aku mengatakan bahwa apakah aku bisa murka terhadap takdirku?”
“hei? Rere yang dulu kemana? Ini bukan rere deh, tapi rure nih asti. Rure ora jamuuuu jamu godong teloooooo rure ora ketemu ketemu isan gawe gelo”
“Intan, kamu pasti gitu deh, aku serius nih (tersenyum)”
“iya deh iya, takdir itu adalah kepastian kita yang tidak boleh kita salahkan apalagi kita murkai, kamu tau jenderal sudirman? Dia tidak pernah memurkai takdirnya disaat dia sedang sakit yang padahal saat dia sakit Indonesia telah kejatuhan bom dari bahsa belanda”
“iya tapi ini hal lain, aku selalu berdo’a agar aku dijadikan jodohnya armi, tapi sampai hubunganku berlanjut selama 2 bulan dia memutuskan hubungan kami, apa aku kurang cantik? Kurang sexy? Kurang pinter?”
“enggak, kamu pervect kok, apalagi kalo kamu lagi senyum, so pervect lagi. Gini loh sayang, jadi gini. Kamu tau kisahnya romeo juliet? Jodoh tidak berpihak kepada mereka, emang romeo juliet pernah menikah? Enggak kan? Eeeh ujung-ujungnya mereka malah mati, loe mau mati sia-sia kayak mereka? Mereka overdosis cinta itu namanya. Rela banget mengakhiri hidup Cuma gara-gara mereka tidak ditakdirkan jodoh”
Tiba-tiba datang temen cowok rere yang bernama nino.
            “hei para gadis ngomongin apaan nih? Serius amat”
            “astagfirullah, ngajetin aja sih, eh tau nggak itu si rere lagi galau”
            “galau kenapa?”
            “galau karna mentari tak muncul pagi ini (aku tertawa)”
Nino menatapku dengan tatapan tidak biasa, aku memalingkan mukaku karena aku takut hal itu akan menjadi maksiat. Nino bertanya kepadaku
            “woy, elo kenape loe tan, sok banget gua liatin malah nunduk”
            “aku permisi ya, aku mau pergi dulu”
            “yaahh intan jadi pergikan nin, gara-gara kamu sih”
Di kelas aku memikirkan Nino,tatapan nino mengigatkanku seperti tatapan ayahku dulu, ayahku yang selalu melihatku dengan penuh kedamaian. Aku berfikir, apakah nino memang sosok figur seorang ayah yang baik? Ataukah ini hanya perasaanku saja. Ah apa sih, aku tidak perlu memikirkan hal bodoh seperti itu. Ketika aku berjalan pada bel pulang sekolah rere mendatangiku
            “intan, kenapa kamu tadi pergi? Aku kan belum selesai cerita?”
“maaf ya? Aku tadi keburu ngerjai pr biologiku tentang sistem gerak eh tau enggak ternyata cinta itu seperti sendi peluru loh, ke arah kemana-mana (tertawa)”
            “iihhh intan apaan sih, kirain apa eh ternyata nyindir aku, sialan nih bocah”
“makanya jangan galau muluk, sekali-kali kita itu harus fokus sama bangsa negara kita, nggak usah mikirin cinta. Jodoh ditangan tuhan keles. Ngapain pusing-pusing mikir. Udah ah ayok ceetan pulang”
Aku dan rere memang sahabat sejati yang sulit untuk terpisah, kemanapun dimanapun kami akan tetap bersama dan kami akan selalu menjadi motivator satu sama lain. Tidak hirau dengan cinta yang buat kami pusing. Jalan berdua, makan berdua kemanapun berdua. Sampai suatu ketika saat hari malam seusai aku pulang bermain dengan rere. Aku meletakkan tas di kursi sudut rumah, melemar kaos kakiku di bawah kolong tempat tidurku. Aku berfikir apakah aku pantas untuk bersama nino? Bersama dalam arti sahabat sejati. Ahh apaan aku ini memikirkan lelaki yang bosan untuk kupikirkan. Aku membuka album foto keduua orang tuaku. Mereka bekerja di kuar negeri hingga aku di sini hidup sendiri tanpa teman seorangpun. Hanya rere yang membuat aku tidak merasa kesepian lagi.


            Pagi hari tiba lagi, kini aku berada disekolah. Seusai aku sholat dhuha dari musola sekolahku , rere mengagetkanku dari belakang hingga aku terkaget. Dia berkata
            “intan selamat pagi? Rajin banget sholat sih kamu”
            “amin (aku tersenyum)”
            “eh tan, aku pengen bilang sesuatu nih sama kamu. Tentang h a t i alias perasaan”
            “apa emangnya?”
            “aku kayaknya jatuh cinta deh sama seseorang”
            “siapa hayo? Pasti guru olahraga yang ganteng ituiyakan?”
            “ih enggaklah, dia udah tua lagi. Emangnya gua suka sama om-om”
            “la terus?”
“ni to the nok. Gue suka nino intan, gimana inii, gue pusing. Kenapa gue suka sama nino sih?
Aku kaget akan hal itu. Sahabatku suka dengan orang yang aku rasa memang sudah sangat aku sayangi, bagaimana jadinya? Apa yang harus aku lakukan? Aku harus berfikir keras tentang semua ini, aku harus berfikir tentang keadaan ini. Tuhan bantu hamba dalam menjaga perasaan ini tuhan. Aku hanya bisa menjawab
            “hah? Selamat ya udah move on ciyeee udah move on”
            “kamu nggak cemburu kan?”
“cemburu? (wajah linglung) cemburu kenapa sih? Enggak kalik, biasa ajja sama aku, aku nggak punya rasa apa-apa”
            “beneran ? oke bagus deh kalok gitu, deketin aku sama dia kamu mau enggak?”
            “insyaallah ya re?”
            “ah kok insyaallah sih?”
            “kan kita muslim”
            “iyadeh ustadzah cantik ku”
Aku canggung dengan berjalan pada perasaan ini. Tinggal menunggu saja siapa yang harus ada dan mengalah. Pelajaran kulewati dengan rasa yang sangat sakit sekali, rere terus saja mendekati nino, untuk menghapus rasa sebal itu, aku memilih untuk diam dan mencoba tersenyum sambil menyanyikan lagu-lagu galau karena aku merasa bahwa musik adalah teman yang bisa mengerti kita. Aku menulis puisi yang berjudul “KEMEGAHAN CINTA”

KEMEGAHAN CINTA
Saking mengahnya karya Tuhan di alam
Aku merasa bahwa aku tidak pantas menggenggamnya
Goresan kertas usang ini
Menjadi saksi palsu pada janji-janji suci takdir
Takdirku menjadi kosong karena layu
Seperti perangai yang menerkan kepada bulir ombak
Akah kutahan denga jalinan
Akan kutahan dengan tingkapan tidar
Agar semuan tertutup dan semua tertiup
Hilang entah karena tertelan badai
Puisi karyaku yang sungguh menemani hatiku saat ini, aku hanya bisa merelakan apa yang aku rasakan, lebih baik aku mengalah dari ada aku yang harus bersalah. Dan tiba-tiba nino mendatangiku
            “eh apaan tu lihat dong”
            “eh bukan apa-apa sana kamu pergi saja cepetan sana”
            “kamu jahat banget sih”
Tanpa aku sadari ternyataa rere menatapku dengan sini
            “udah ah aku mau pergi”
“jangan sini aja, aku Cuma mau tany ini gimana pr matematikanya, aku nggak bisa nih, ajarin aku ya ? plissss?
            “ini aku yang ngajarin rere kok, sana minta tolong aja sama rere”
Aku pergi membalikkan badan dari nino, hingga ternyata rere menghampirinya untuk menemaninya dengan menduduki bangkuku. Aku merasakan hati ini sangat sakit, aku menangis untuk menghilangkan seluruh rasa sakitku ini. Hingga ternyata setelah aku mengerti, nino ternyata mengambil kertas puisiku yang aku tulis sebelumnya untuk dia. aduh bagaimana jika dia tahu bahwa puisi itu untuk dia? betapa malu dan bodohnya terhadap aku, nino dan rere.aku berada pada situasi sulit dan membingungkan. Hingga suatu hari aku mendengar kabar bahwa kisah yang diimpikan rere akan menjadi kenyataan. Ini sulit, sulit ketika kita mencintai yang sama, sakit ketika sahabat kitalah yang menyamai kita. Aku sendiri melawan sepi hingga seseorang yang tidak kuharapkan mendatangiku hingga aku hanya bisa membisu sekejap
            “intan, kamu kenapa akhir-akhir ini seringkali melamun” tanya nino
            “gapapa”
            “kamu nek kayak gitu malah jadi kayak kodok ngorek loh tan”
            “biarin”
Aku langsung pergi dengan memendam rasa sakit ini, aku sadar bahwa cinta itu tidak selalu indah, cinta itu lama-lama juga akan membusuk seperti buah, dan setelah dia membusuk dia akan jatuh untuk melepaskan diri dari tangkainya. Suatu ketika saat aku sedang membasuh muka untuk berwudlu, rere teriak memanggilku dan dia membawa nino dihadapanku.
            “intan, aku pingin ngomong sama kamu (teriak)”
            “iyaa apa kayaknya lagi seneng nih (menahan rasa kaget))
            “aku jadian loh sama nino”
            “oke selamat ya, long last”
            “kok Cuma gitu ssih?”
            “emang aku harus gimana? Aku mau sholat dulu nih, dadaaaa bentar ya”
            “itu si intan kenapa yah? Apa dia cemburu?”
Nino menjawap
“tidak, mungkin saja dia merasakan kemegahan cinta”
“apanya yang megah?”
“setiap saat dan pada semua hal, cinta itu pasti megah”
“contohnya?”
“ketika istri Bj. Habibie tiada dia tetap beristrikan istrinya dalam surga kelak, sehingga dia tidak ingin mencari yang lain karena hubungan beliau dengan istrinya akan ditempatkan di istana megah di surga”
“okeokeoke , udah yuk jalan aja”
Aku di dalam masjid menangis keras untuk meluapkan seluruh rasa sakit hatiku. Apa ini cinta? Cinta bertepuk sebelah tangan? Ah sial, aku terjebak nostalgia. Apa aku akan mendapatkan cinta lain selain nino? Atau malah akusulit untuk move on? Biarlah takdirku sendiri yang menjawab.
Setelah 1 bulan berjalan, nino merasakan bahwa perasaannya dengan rere adalah hal yang seharusnya tidak pernah terjadi. Nino selalu diharuskan untuk melakukan apa yang rere sukai, kebiasaan rere yang suka dugem tersebut harus diikuti nino selama mereka masih berpacaran. Aku hanya bisa tersenyum kepada nino dengan takdirnya saat ini, semoga dia bahagia dengan kebiasaan barunya, semoga dia tetap selalu tersenyum meskipun dia merasa tertekan. Aku yang mencintainya hanya dapat melihat nino dari kejauhan

Minggu, 09 November 2014

Sambel lethok boyolali

Sambel lethok (Sambel tumpang)

Mungkin buat sebagian besar orang apabila ditemuinya tempe yang hampir busuk atau bahkan udah busuk pastinya akan langsung dibuang. Namun berbeda dengan warga di daerah Boyolali sini. Tempe-tempe tersebut masih laku dijual untuk pembutan Sambel Lethok. Iya gan, sambel lethok terbuat dari tempe yg hampir busuk dihaluskan dan dcampur dengan beberapa bumbu. Biasanya yg paling sering sambel lethok dtambahi tahu. Sambel lethok kadang juga disebut sambel tumpang karena penyajiannya yg dtumpang tumpang (ditumpuk). Bisa disajikan dengan nasi atau bubur, ditasnya diberi sayur sayuran lalu disiram dengan sambel lethok. Rasanya menurut ane enak bgt, bahkan ini salah satu makanan favorit ane. Tpi mngkin untuk beberapa orang makanan ini rasanya aneh.
Sambal tumpang adalah makanan tradisional nusantara yang bisa ditemui di daerah Salatiga, Boyolali, Solo, dan bahkan juga terdapat di Kediri. Masing-masing daerah memiliki versi sambal tumpangnya sendiri yang biasanya bisa dibedakan dari tampilan fisik dan isiannya. Namun demikian, ada satu bahan utama yang tak tergantikan, yakni tempe semangit. Tempe semangit adalah tempe yang sudah mengalami fermentasi tapi belum sampai busuk. Bahan inilah yang memunculkan aroma dan rasa spesifik dari sambal tumpang.
Kali ini yang akan dibagikan disini adalah resep sambal tumpang khas Boyolali, yang sering disebut juga sambal lethok oleh masyarakat setempat. Perbedaannya cukup mencolok dengan sambal tumpang asal Salatiga, baik dari segi isian mau tampilan. Sambal lethok biasanya hanya menggunakan isian tahu kulit, tanpa bahan hewani sama sekali seperti daging, tulang muda, koyor atau yang lainnya. Sambal lethok juga tidak terlihat berminyak karena proses pemasakan bumbunya tidak ada yang digoreng, cukup dengan direbus saja.
Sambal lethok, seperti halnya sambal tumpang yang lain, biasanya menggunakan santan. Namun kami mencoba berinovasi dengan menyajikan resep sambal lethok tanpa santan. Untuk menggantikan peran santan, kami memakai kemiri yang juga bisa menghadirkan rasa gurih dan kekentalan pada sambal sambal tumpang. Barangkali menu ini bisa menjadi alternatif bagi anda yang menghindari masakan bersantan dan berminyak.

Bahan:
- Tempe semangit kurang lebih lima buah (tempe ukuran kecil yang dibungkus daun). Kalau menggunakan tempe yang berukuran besar (biasanya berbungkus plastik) cukup 1 buah saja
– Tahu kulit ukuran kecil 15 buah. Lebih enak jika menggunakan yang tahu pong.
Bumbu:
- Bawang merah ± 7 butir
– Bawang putih ± 7 butir
– Cabai merah besar / rawit ± sesuai selera
– Lengkuas 1 ruas
– Daun salam 3 lembar
– Serai 2 batang
– Kemiri ± 10 butir ~> sebagai. pengganti santan
– Kencur 1 ruas
– Daun jeruk 5 lembar atau jeruk purut diambil kulitnya lantas dihaluskan
– Gula dan garam secukupnya
Cara membuat:
- Tempe semangit dan bumbu2 yang akan dihaluskan direbus lebih dulu kurang lebih 15 menit. Kemudian tiriskan
-Bumbu-bumbu dihaluskan bersama tempe semangit. Kecuali lengkuas, serai, daun jeruk, dan daun salam.
-Setelah halus masukkan lagi dalam rebusan air tadi, bisa ditambahkan air jika kurang. Setelah itu masukkan tahu kulit, serta tambahkan pula gula dan garam secukupnya.
– Masak hingga matang dan bumbu merasuk.
Sambal tumpang akan lebih nikmat jika dikonsumsi keesokan harinya karena bumbu-bumbu akan makin merasuk dan kuah lebih mengental. Untuk penyajian, sambal tumpang bisa dipadukan dengan dengan urap sayuran. Cocok disantap dengan nasi maupun bubur.

Boyolali Sebagai Sentra Sapi Perah di Jawa Tengah

Boyolali Sebagai Sentra Sapi Perah di Jawa Tengah

(Berita Daerah – Jawa) Boyolali adalah sebuah kabupaten kecil yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan dikenal dengan sebutan kota susu, karena merupakan sentra peternakan sapi perah terbesar di Jawa Tengah dan komoditas susu sapinya mampu mengharumkan Kabupaten Boyolali di tingkat Nasional.
Sebagian besar wilayah Boyolali merupakan dataran tinggi yang memiliki hawa sejuk sehingga cocok untuk dijadikan tempat budidaya sapi perah. Selain itu ketersediaan pakan hijau yang melimpah juga sumber air bersih membuat Boyolali sangat pas untuk di jadikan sentra peternakan sapi perah.
Sentra peternakan sapi perah di Boyolali dipusatkan di kecamatan Cepogo dan mampu menghasilkan total produksi susu sapi per tahun mencapai 30.500 juta liter. Selain sapi perah, Boyolali juga dikenal sebagai sentra peternakan sapi potong dengan total perkiraan sapi potong yang berada di Boyolali mencapai 87.725 ekor.
Tidak hanya susu segar dan sapi potong, di Boyolali juga terdapat sentra produksi olahan yang dibuat dari susu sapi dan daging sapi seperti dodol susu, yogurt dan juga keju. Produk turunan tersebut bertujuan agar susu sapi sepenuhnya bisa dipakai secara maksimal tanpa ada yang dibuang karena kelebihan kuota. Hal itu tentunya akan meningkatkan pendapatan para peternak karena hasil turunan olahan susunya bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
Pada beberapa bulan lalu produksi susu sapi di Boyolali memang menurun dampak dari erupsi Gunung Kelud yang menyebabkan area tanaman hijau untuk pakan ternak sapi menjadi terkontaminasi, hal ini berdampak pada sapi ternak dan jumlah produksi juga kualitas susu sapi yang dihasilkan. Namun  pada saat ini kondisi tersebut sudah membaik dengan ketersediaan pakan ternak hijau bagi sapi sehingga produksi susu di Boyolali kembali normal.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kuncoro menegaskan jika pada saat ini produksi susu sapi sudah kembali normal dan dalam kondisi normal seperti sekarang ini produksi susu sapi Boyolali mampu mencapai 90-100 ribu liter per hari. Susu sapi di Boyolali juga didistribusikan di industri pengolahan susu seperti Firisian Flag (Susu Bendera) dan Indo Milk di Jakarta serta industri pengolahan susu Citra Nasional di Salatiga.
Produk turunan dari hasil susu sapi Boyolali itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan keju sehingga memiliki nilai jual. Selain itu juga produk keju tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kue atau dodol susu khas Boyolali. Potensi susu sapi Boyolali ini memiliki prospek yang cerah untuk terus dikembangkan mengingat saat ini pemerintah ingin meningkatkan konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia.
Konsumsi susu per kapita Indonesia baru mencapai 11,09 liter per tahun, masih jauh di bawah konsumsi per kapita negara-negara ASEAN lainnya yang mencapai lebih dari 20 liter per kapita per tahun.

Buah dan sayuran di Kabupaten Boyolali

JERUK
adalah desa di kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Asal mula desa jeruk berawal dari banyaknya penduduk yang menanam buah jeruk. Dulu hampir semua warga menanam pohon jeruk. menurut sejarah pohon jeruk yang di tanam berasal dari masa penjajahan belanda yang menanam pohon jeruk di area perkebunan teh (dulu desa jeruk adalah perkebunan teh yang luas) kemudian pohon jeruk menyebar ke seluruh desa, Akan tetapi sekarang sudah tidak ada lagi penduduk yang menanam pohon jeruk, dikarenakan semua mati karena obat dari pemerintah yang dahulu menggalakkan tanaman bebas penyakit (cerita yang beredar di masyarakat obat yang disuntikan ke pohon jeruk, sengaja untuk mematikan pohon-pohon jeruk karena menyaingi perkebunan jeruk milik penguasa pemerintahan pada massa itu) desa jeruk sebenarnya mempunyai kantor kelurahan di desa krajan, mungkin dulunya dinamakan KERAJAAN JERUK oleh masyarakat karena benar-benar melimpah buah jeruknya. selain penghasil daun tembakau berkualitas, desa ini juga menghasilkan sayur-sayuran seperti kubis, wortel dll.



DAUN ADAS BOYOLALI
Boyolali Pernah mendengar daun adas ? Ya, daun mirip rambut ini merupakan tanaman khas di wilayah lereng Gunung Merapi-Merbabu. Rasanya yang pedas,disertai bau mirip jamu ini,banyak yang tidak menyukai. Namun bagi masyarakat di lereng Merapi-Merbabu,daun ada dipercayai bisa meningkatkan stamina dan memberikan rasa hangat.
Selain itu, daun adas sangat baik bagi ibu menyusui,karena dapat meningkatkan produksi air susu. Sayangnya, tanaman adas ini hanya sebagai tanaman sampingan, belum ada petani yang khusus menanamnya. Hal ini disebabkan harganya yang sangat murah, satu ikat hanya dijual Rp 500. Ironisnya lagi,selain untuk sayuran,tanaman ini hanya sebagai pakan ternak.
Saat ini baru bijinya yang laku dijual,untuk obat dan minyak,kalau daunya sangat murah, ungkap Mulyono, PNPM Selo, Boyolali.
Berawal dari itulah, kalangan ibu-ibu di Dukuh Brajan, Desa Senden, Selo mengolah daun adas menjadi keripik. Hasilnya pun sangat memuaskan,satu kantung keripik daun adas dijual Rp 4000. Lebaran kemarin, permintaan keripik meningkat tajam. Bahkan saat ini ada yang dikirim ke Lampung.
Cara pembuatan keripik daun adas sangatlah mudah. Pertama kali,dipilih daun yang tidak terlalu tua.Daun adas pilihan dicuci bersih,kemudian dipotong halus. Setelah itu,daun dicampur dengan adonan tepung terigu dan telur. Adonan yang sudah tercampur kemudian dipipihkan dan dipotong kecil-kecil dan siap digoreng.
Butuh waktu berulang-ulang untuk menghasilkan keripik adas yang renyah dan rasa aslinya yang senggar hilang,kan banyak orang yang tidak suka dengan rasa asli adas,tapi Kami ingin tampilkan produk asli adas dengan rasa yang gurih, ungkap Hendrati, pendamping warga dari Dinas koperasi dan UKM Boyolali, Minggu (18/8).
Keberhasilan pembuatan kripik adas ini diharapkan bisa menjadi makanan camilan khas Selo, khususnya Senden yang nantinya bisa menjadi icon dalam menunjang pariwisata di Boyolali.

Minggu, 26 Oktober 2014

sesungguhnya, sebenarnya dan semestinya

sesungguhnya
aku ingin mendapat suasana
yang begitu mewah, merekah
yang begitu indah, terarah

sebenarnya
mataku tidak ingin terpejam mengambang
lidahku tidak ingin merasa rasa bimbang
bahkan dahiku
saat susah tak ingin mengambang

semestinya
kamu sudah mulai menyapa
tanpa menghiraukan fatamorgana
dari beribu singgasana
yang belum pernah kau rasakan gulitanya

sesungguhnya, sebenarnya dan semestinya
kau mengerti semua janji
tapi hanya karena kau ragu untuk bersimpuh
sehingga batin tiada lagi terkasih
aku hanya ingin saat ku bertelepati
kau mengerti
sesungguhnya, sebenarnya, semestinya
kita ditakdirnya untuk bersama

Empunpun malu untuk menatap

Aku mengatakan suatu hal yang basi
aku jatuh cinta
aku cinta karena hatiku sudah berdampingan
berdampingan dengan asa dan lentera cinta
aku memaparkan kata-kata dalam suatu keindahan
sejak pertama bertemu untuk melakukan tatapan
dan dari suatu kesalahan yang membuat terbayang
debuku berhamburan menuju raut wajahnya
ingin mengenal lebih dalam
ingin mengajak kenal untuk lebih dalam
dan itu, hal yang embunpun malu untuk menatap
karena debuku lucu mulai rewel untuk berkeliaran dihatinya

Dipucuk cinta

Aku hanya minta satu berdasar keteguhanku
cinta , iya hanyalah cinta yang akan kuminta
berikan suatu cerita untuk ku
kepada M yang memang aku suka adanya
aku memiliki gerakan semu di tangan nasibku
Tuhan, bicaralah kepadaku dan jawab keinginanku
agar aku tahu, apakah engkau selalu adil kepadaku
cukup sekali saya mengecewakan tapi mengapa 3 kali saya mendapat?
ini sangat buruk bagiku
aku selalu merasakan kecemburuan sosial
yang selalu ada saat aku berikatan jenuh
aku hanya ingin satu huruf yaitu M
tidak akan pernah aku sia-siakan dia karena memang
aku sudah di pucuk cinta olehnya
kabulkan doaku Tuhan,
Amin yarobbal'allamin

Derita yang indah

aku
hanya merasa bahwa kini
aku berada pada batu tersusun diatas genangan
dan aku mulai berjalan diatasnya untuk mencoba
tapi ternyata pada batu kedua
aku terjatuh karena batu itu tidak kuat
sementara batu yang pertama
telah kulewatkan dengan sia-sia tanpa terimakasih sedikitpun
dan ketika aku terjatuh
aku tidak bisa merasakan leganya perasaan
aku tidak bisa merasakan bagaimana keadaan di luar sana
karena aku sudah terjerumus dalam batu yang kedua
aku tidak tahu
mengapa dengan mudahnya aku lupa pada semua derita yang indah
dan mengapa hati ini sudah menggenggan angan
angan buruk yang menipu semua kepalsuan
dan hanya kamu yang telah menanam
yang dihidupkan pada hiasan sepasang foto
ditambahkan pada cabang-cabang akar
karena akar itu mulai bergerigi
foto itu mulai terhempas

Minggu, 28 September 2014

Urusan sendiri

Ketika waktu lelah berjalan
ketika hari mulai menutup mata
aku merasa detik-detik mulai iba

saat matahati berseteru dengah kisah yang pasti
beradu kata, cerita, cinta dan bahasa
saat itu pula hari ini mulai mual

beribu jalanan meranggas disana
pelangi mulai beringas di setia perkataan
hari mulai kejam dengan hati beraturan

pasir ini mulai lelah untuk digosok setiap pagi
di tempat bangunan dan di tempat lapangan
pasir itu mulai membiasakan diri untuk melakukan hari itu

aku? sekarang menuju cerita aku
aku membuming
aku bergeming

sakit ini serasa hanya disetiap kalangan bibir sejenak
sakit ini selalu kuabadikan dalam setiap sajak-sajak
berasap

dalam organ ada hati jantung pankreas usus
aku paling suka hati
karena aku bisa belajar kesabaran, keiklasan takdir, kecemburuan

saat aku berlari di atas banyaknya pertikaian
aku merasa petir malu untuk datang
bukan petir, akan tetapi awan cumulus

biar petualangan ini aku jalani sendiri
tanpa melibatkan orang lain
karna ini urusanku, bukan untuk dipetik pada urusanmu

Cerpen makna kata sayang


MAKNA KATA SAYANG
Oleh : Intan Wulandari

Pagi ini, aku melihat suatu suasana baru yang membuat aku bingung. Awan memetik jangkarnya dan kini suara telah memetik wilayahnya. hujan, iya hujan kini mulai muncul pada suasanaku yang ramai akan kesunyian. Hatiku mulai terpatri pada pikiranku yang melayang di hati seseorang, aku melukis rasa kasih yang kubiarkan bertumbuhan di taman hatiku. Sebut saja namanya dida, dia lelaki kekar yang bercita-cita sebagai polisi, aku berusaha mencari celah suatu khayalan padanya, biarkan hidupku, kutulis agar ini berarti padaku untuknya. Aku mencari celah kosong dalam tembokku, tembok yang setiap goresannya kuharap menjadi seperti hatinya, hati yang lama-lama tergores dan sadar dari hati yang kuberi. Dida, dia tidak cukup tampan, tapi dia adalah orang yang membuat beda dalam duniaku, aku menapaki jalan dan akhirnya diikuti dia, tapi sekian lama dia ada, berubah telah merekah. Aku harus bagaimana untuk menatapnya? Setiap mataku melihat, hatiku  malah merasa bahwa aku munafik, aku sebagai wanita yang tidak mungkin untuk memulai hanya bisa diam tanpa menyebutkan kata-kata yang tidak mungkin untuk di kenal.

            Hari ini dihari biasa di sekolah, aku berjalan dengan langkah yang malu-malu. Aku tidak mngerti apakah aku akan menyalahi takdirku untuk bersatu dengan dia atau tidak, Tuhan, aku berharap agar dia mulai peka pada perasaanku. Aku mentap dia dengan wajah acuhku yang palsu
            “adek?” sapa dia ketika kakiku menarik tubuhku untuk menuju kelas
Aku tidak menjawab, aku takut jika perasaanku tambah menjadi-jadi pada dia. tak berapa lama setelah aku di kelas, aku mendapat sms “Sombong dek” aku merasa jika aku begini terus, aku akan tambah membiarkan hatiku tumbuh padanya. Aku merasa bingung tidak karuan saat menapis hamparan reruntuhan kayu yang mengenai tubuhku. Sms itu saksi, saksi bisunya ketika dia memang begitu memperhatikanku. Aku mereka, berharap melupanya saat dia memiliki yang lainnya. Hatiku bingung ketika akan menuju suasana hening yang mulai membias. Kita berpapasan ketika sepulang sekolah
            “dek ayo pulang?”
            “iya mas, bentar lagi nunggu temen”
            “siapa? Pacar apa temen hayoo?”
            “ih apaan sih, cewek kok pacar, aku bukan mabi keles:P”
Itu papasan yang setiap saat kuingat aturnya, dia terkadang lucu, dia terkadang penuh dengan hal yang membuat aneh. Kadang tiba, kadang juga menghilang.
            Malam mulai tiba kini, setiap saat aku hanya bisa mengingat setiap pertemuan dengannya dengan mendengar lagu yang setiap saat ku khusyukkan
Kusuka dirinya mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi menjadi miliknya
Namun salahkah aku bila kupendam rasa ini
Dida, apa kamu tahu? Seperti itulah perasaanku, yang kupendam dan tidak bisa kucerna selama ini. Mungkinkah kamu merasakan kepada semua yang kupasrahkan? Kamu sms aku dengan tanpa kuduga dengan kata singkat dan sangat mengagetkan denyut nadiku
            “sayang”
Apa itu hanya rintihan? Atau apa itu memang seluk beluk? Aduhh, tuhan, banjir keringat aku sekarang ini, tidak kuat untuk menahan jujur betapa kanget dan herannya aku. Aku mengerti itu adalah hal yang sangat lazim, tapi apakah itu bertanda dia juga berbalik mencintaiku? Entah, soal takdir hanya tuhanlah yang tahu. Sayangnya ketika aku akan membalas sms itu, aku merasa bahwa aku tidak perlu repot-repot, karena dia pasti hanya mengganggu saja, atau mungkin ? di onar temannya. Tapi lama-lama aku kangen membaca sms jailnya, sms kocaknya dan sms lucunya, aku rindu semua itu. Akhirnya kubalas
            “salah kirim kamu mas:D”
            “apanya?”
            “itu smsnya”
            “enggak tuh sayang:p”
            “iihhhhhh apaaaaaaann”
            “gapapa kan?”
            “mmm gimana yaa”
            “iya aja to sayang”
            “iyaaaa:)”
            “makasih sayang:D”
            “Yaa”
            “sayangnya mana? Aku mau dongggg”
            “itu di sanaa:D”
            “mana lho ah, kamui yank”
            “ini sayang”
Waktu itu aku ingat di pukul 17.32 menjelang maghrib. Sungguh saat yang merindukanku meskipun hanya makna kata “sayang” dan itu belum tentu kita bisa dianggap “pacar”.
Sekarang setiap hari dan setiap aku aku terus menjalani saat-saat ketika aku memanggil dia Sayang. Sungguh saat yang sangat anggun untuk dikenang. Sayangnya ketika aku melemah, rasa ini mulai memudar. Yaitu dimana satu hari dia tidak mengabariku dan dimana satu hari lain dia tidak memberi tahuku, aku hanya bisa postink. Tapi lama-lama dia kembali mengabariku entah dimulai dari “Encun sayang, Malem sayang, selamat pagi sayang” atau yang lainnya. Aku sadar bahwa memang cinta takkan pernah salah. Maka dari itu aku selalu meletakkan headsetku ke telingaku lalu mengayunkan kepala untuk merasakan alunan musik yang kurasa itu diciptakan untukku
Ternyata cinta takkan pernah salah
Tak pergi kemana
Akan kubilang ku jatuh cinta
Jatuh cinta kepadamu setiap waktu
Terikasih telah memberiku arti hidup sayang. Sekarang dan dua bulan setelah itu. Aku ditinggal dia karna setelah itu merasa, bahwa memang cinta tidak pernah salah, tapi hanya sayang yang selalu disebut-sebutlah yang selalu salah. Aku sekarang tahu akan maksud dari kata Sayang yang selalu kita sebut-sebut saat bermesraan dengan orang yang kita puja, yaitu:
·         Sayang dalam kata jawa berarti gagal atau eman-eman, dari kata itu dapat di identikkan bahwa sayang adalah sia-sia, jika sayang disebut ketika kita belum memiliki dia seutuhnya, itu akan menjadi sia-sia dan waktu akan menjadi terbuang, sayang sekali kan?
·         Sayang adalah kata palsu dari cinta, jika hanya sayang? Semua orang pasti bisa menyayangi dan pasti disayangi. Jadi jika sayang? Yaaa, pasti dibagi-bagi kasihnya.
·         Sayang seribu sayang, pernah dengar kan? Sayang seribu sayang bukanlah menyayangi orang seribu kali lebih sayang dibandingkan yang lain, tapi yang dimaksud itu adalah malang sekali nasipnya. Jadi apabila sayang terus diumbar. Sayang nasipmu akan malang.
Tahukan ? makna sayang. Iya dari kisahku dengan Dida, pasti dapat dibajarkan secara umum dan keseluruhan
MAKNA KATA SAYANG YAITU MEMBUANG WAKTU SIA-SIA HASILNYA.

Gubug istimewa

Disaat hari ini aku mulai langkahku
kutemukan lentera di hamparan pusat bumi ini
gravitasi yang tak nampak
seperti kobaran ini yang selamanya tak kan pernah nampak
tatkala hari ini menjadi  sunyi
tatkala aku harus mengadu pedih di sedunya bumiku
tatkala hati ini diharuskan melangkah
yang padahal semua itu banya goncangannya
hariku mati dengan bekunya pernik ini
dan hariku bau karna asap yang menantang maut
dan hatiku menginggal karena hari itu kau tak merayu
meragu meranggas mencoba membuka dan menyampaikan
surat dari hatimu yang belum kau sampaikan
surat dari hatimu yang belum kau serahkan padaku
yang belum kau betulkan pada beribu kesalahan kata
kau jadikan sastra menjadi hiruk pikuk buta
kau jadikan cerita menjadi berita haru pada penghuni tubuhku
di kepergian hatiku yang telah jauh merantau kesana
aku mendapati hati yang bimbang pada keserakahan
satukan satukan satukan ya Tuhan satukan
empedu pada suatu longsoran berbatu
satukan kami sebagai adam dan hawa
satukan kami sebagai juliet yang bersandar romeo
serahkan tangan ini pada bibit yang kau sebarkan
pada singgasana menggah yang di sebut gubuk istimewa
gubuk yang dibagu oleh dua cinta yang saling melengkapi
saling meminta penyerahan lampion yang melayang di batas batang
gubuk nan canda dan hanya kami yang punya
aku percaya bahwa hati itu bisa dikalahkan
karena semua bisa dikalahkan dan bisa ditancap habis
kecuali takdir Tuhan

Dulu dan Sekarang

Saat aku melepaskan piluku
sedu malah datang mendatangiku
dia datang ketika aku berguncang oleh gagapnya asmara
tapi setelah itu
dia tidak merasakan apa yang memang sebetulnya aku rasa
dia hanya memikirkan ketidak nestapaannya
aku menggoda dan bertindak menuju kemudahan
tapi ternyata? mentari tetap tak mau muncul dipaksa malam
hariku mulai banyak di bumbui kepudaran
hidupku penuh dengan kepalsuan
harapanku tercebur ke dalam rintihan rintik air
aku hanya bisa mengatarkan tangisanku pada awan
apa dayaku? memang aku hanya bisa mematikan waktu
karena batreinya yang memang sudah belatungan tak karuan
kamu apa merasa? apa kamu merasa?
kamu hanya mengirim egoismu dalam kata semumu
cinta memang menganehkan apalagi untuk hawa sepertiku
aku tercekik oleh kalbu yang membuatku jera
dulu dan sekarang beda, bahasanya beda
maknanya beda, pengucapannya beda
dulu dan sekarang sangat beda apalagi untuk cinta
aku muak dengan takdir yang semacam ini
dipermainkan
dibosankan untuk menikmati dan
membosankan untuk dinikmati
aku kacau karna halilintarku mendaki pada bukit yang berguling
kamu palsu, katamu palsu, bibir dan hatimu palsu
hanya bisa mentikam waktu dari belakang
dulu dan sekarang

Minggu, 24 Agustus 2014

Cerpen ciptaanku : Sajak Layu dari Getaran Sendu



Sajak Layu dari Getaran Sendu

                Hari ini perempatan jalan memulai harinya untuk bekerja menjadi kuli angkut, mentari memulai untuk membuka hari gelap yang tidak akan menghembuskan pertikaian antara keruncingan, bumi mulai menguap puas setelah merasakan hari kemarin telah terbuka menjadi hari baru. Akupun juga akan menderapkan perjalananku dalam suatu keadaan yang diam membisu.
“Hei, kamu, iya kamu”
Aku merasa bahwa ada getaran yang ingin mengajakku bertikai pada hari ini, dari semburat khayalan itu aku berharap takkan jadi nyata.
“Kamu orang yang selalu memendam hati semu dan hanya bisa membaca hati mereka yang sekedar palsu”
“Kamu dimana?”
“Aku di depanmu, waktu yang menunjukkan pukul 5 itu yang hanya bisa berdiam diri, tapi sesungguhnya setiap detik yang kujalani, itu adalah curahan hatimu selama ini untukku”
Suara itu adalah suara waktuku yang selama ini hanya bisa kubuang untuk hal yang tidak pasti, seraya suatu kecupan mesra dari langkahnya telah berkata kepadaku.
            “Apakah kamu hanya bisa merasakannya? Dua hal yang hanya bisa berikan duka, sampai kau datang dan pulang kembali pada waktu yang berbeda sehingga itu hanya percuma, maka kau membuangku, membuang aku dengan tanpa bersalah. Peluit hitamku telah berkata sudahlah jalan terbaikmu itu di dasaran, tapi kau tetap saja mengelak hanya karena kau merasa bisa selalu bersama seperti sepasang sepatu”
Aku merasa bahwa ini memang ditujukan kepadaku, aku yang memang sudah menggali dalam akan tetap mewabah dan mengeruk kepingannya dari pertigaan jalan ataupun perempatan jalan, namun aku menjawab kepada waktu
            “Iya, aku dan dia memang seperti sepatu, terus bersama dan berjalan baik saat banjir melanda ataupun kekeringan tiba. Aku dan dia juga seperti air dan hujan yang setiap hujan dapat dikatakan itulah air yang menjadi pemeran utamanya, dan aku dan dia juga seperti air dan api yang selalu di sejajarkan dalam dua hal paling, yaitu paling panas dan paling dingin oleh karena itu kita saling melengkapi”
Sudah 5 menit perdebatan kata terakhirku aku ucapkan. Namun, sepatah katapun tidak di perdengarkan olehnya padaku.
            “Mungkin kecongkakan waktu telah letih dan akhirnya dia berbelok kejalan yang lain” pikirku.
5 jam kutunggu tapi hasilnya hanya sebatas pengangguran. Kata-kata itu palsu dan hanya bisa membuat setiap orang menjadi lemah karena perkataannya. Tapi aku mulai penasaran juga, kemana perginya waktu? Meskipun aku belum pernah mengerti waktu, tapi waktu mulai berarti di hatiku. Ahhh, tidak. Hanya dia yang berarti di setiap jiwaku. Bukannya waktu dan bahkan bukan yang lainnya. Aku melihat gumpalan awan yang indah di waktu ini, awan itu membentuk gambar yang setiap gambarnya memberikan getaran rindu. Namun kemudian, hujan datang dan menghapus semua keindahan yang terlukis pada langit itu. Aku bergumam dalam hati
            “Kenapa harus hujan? Rindu itu sudah punah”
5 menit setelah itu mengambil makanan untuk kuberi makan ikan-ikan kecilku, kuhitung ikan itu matanya 2, siripnya 2, bibirnya 2, lubang hidungnya 2 tapi ekornya 1.aku berfikir
            “Kenapa Tuhan menciptakan ekor ikan hanya 1? Sementara yang lain tubuhnya 2. Memang di bumi ini banyak teka-teki unik yang perlu dipermainkan, mulai dari segitiga bermuda di samudra, kemudian teka-teki kehidupan dilapisan paling bawah galaxy, jerapah yang kesulitan menjangkau makanan di atas tanah dan kangguru yang sulit mengambil makanan yang paling atas sampai teka-teki takdir pada garis tangan yang memang sulit dijabarkan meskipun dengan rumus logaritma aljabar ataupun rumus linear sekalipun”
Aku berlatih pada hal yang selalu berjalan dan tidak pernah berhenti, itulah kaitannya pada waktu. Aku teringat kembali pada waktu, sudah 5 hari waktu itu tidak membicarakan perkataan pada topik kemarin. Sebuah plastik dibalut oleh kelapa, mungkin dia malu untuk berkata. Apa tau dia soal cinta? Cinta manusia saja tidak urut, apalagi cinta soal masalah keluarganya, ohh iyaa, keluarga sajapun dia tak punya.
            Aku menatap air dan mengajaknya berbicara
            “hai air, apa kamu tidak bosan? Hanya bisa berdiam diri dan tidak bisa merasakan terbang, kau hanya bisa berlenggak lenggok kesana kemari saja tanpa mengetahui tujuanmu kemana”
Airpun kelihatannya mulai memperlihatkan jawabannya
            “Bosan? Kenapa aku bosan? Memang aku hanya bisa berdiam diri disini, sehingga apabila nyawa hidup membutuhkanku aku senantiasa ada untuknya tanpa mereka harus sibuk mencari aku kesana kemari. Memang aku tidak bisa terbang, sehingga aku terlihat minim bakat olehmu, tapi asal kamu tahu, apabila aku bisa terbang, mungkin aku akan terbang pffergi ketika aku di masak oleh kalian untuk persembahan minum, mungkin aku akan terbang pergi ketika aku digunakan untuk menyiram tanah yang busuk dipenuhi pupuk itu. Dan aku memang hanya bisa berlenggak lenggok kesana kemari saja disini, tapi aku bahagia karena ikan sudah menggunakanku untuk tempat hidupnya, tidak hanya ikan banyak juga kerang, lumut, bintang laut, kepiting yang hidup untuk memilih kepadaku”
Aku terhenyak diam seribu bahasa menggrutupun untuk apa? Si air benar, dia memang ciptaan Tuhan yang sangat baik dan mulia.
5 hari telah berlalu kembali, heningan waktu mulai berkata kembali terdengar ditelingaku.
            “Apa kamu masih ingat denganku? Aku waktu yang selalu kamu salahkan”
            “Hei, kemana saja kamu? Dasar benda tak tahu diri, pergi begitu saja dan tidak bertanggung jawab! Mengapa suaramu justru malah bahagia? Apa kamu sengaja mengadakan ujian ini? Dasar waktu, benda sok tahu yang hanya bisa berkomentar palsu”
            “Sudah cukupkah cercaan kamu untukku? Sekarang dengarlah dengan hatimu, 5 tambah 5 hari yang lalu aku menepi di puncak kedamaian, bertekat untuk menghentikan hal berbau kesedihan, tapi perahuku karam di pertengahan suasana dan terhantam disana. Aku bercucuran susah demi mencapai kedamaian itu. Aku rela menyerbu piranha di gelombang cadas demi mencari impian itu”
            “Lalu apa jawabanmu? Aku tidak bertanya tentang semua itu”
Waktu tetap meneruskan perkataannya tanpa perduli pertanyaanku
            “Setelah cobaan itu masih kutempa, ternyata aku tidak menemukan ruasnya. Tujuan itu hanyut bersama kapalku yang karam. Baik, apabila kamu tidak mengerti ucapanku. Akan kukatakan kepadamu kalimat-kalimat terakhir ini. Apa kamu tidak sadar? Sepatu memang selalu bersama-sama tetapi apakah mereka dapat bersatu? Mereka hanya dapat selalu bersama,tetapi apabila bila disuruh bersatu, sampai kapanpun tidak akan pernah bisa. Dan apakah kamu sadar? Bahwa air dan hujan itu sesungguhnya menandakan langit yang telah menangis, dan ingatkah waktu kamu melihat awan terlukis kemudian 5 menit setelahnya terjadi hujan? Kamu sebal denga rasa tidak karuan. Dan sadarkah kamu akan makna air dan api? Air dan api memang saling melengkapi, tapi apakah dengan saling melengkapi saja sudah cukup? Bahwa sesungguhnya api bisa pergi apabila disatukan dengan air”
Setelah hari-hari itu waktu usai berkata, aku selalu berfikir, kata waktu memang benar dan waktu memang benar, ketika waktu melilit dirinya untuk pergi. Aku justru merasakan bahwa waktu adalah suatu hal yang begitu memperdulikanku dibanding dia. aku kini mengerti bahwa “Suatu hal yang tidak pernah dilihat dan selalu kita campakkan, mungkin dia adalah ciptaan terbaik untuk kita”
            5 hari berlalu, kini aku sadar bahwa memang bahasa cinta adalah bahasa yang abstrak, bahasa yang hanya akan bisa dimengerti oleh mereka yang peka dan mengenal apa itu cinta. Mereka yang menyadari hakikat cinta. Sesungguhnya aku bisa mengerti bahwa cinta di garis tanganku selama ini adalah waktu. Waktu yang bersahabat dengan semua hal. Rasakan ketika ku dengan dia, dia menampis sajapun tak bisa. Apakah oersembahan ini adalah sebuah asumsi yang dikatakan palsu oleh waktu? Aku menyesal, rakitku ketinggalan sampannya. Aku menyesal telah membuang-buang waktu bersama dia yang hanya bisa membuat terluka.














Jangan mempertahankan cinta yang tak pasti yang sebenarnya kamu sudah menemukan cintamu yang pasti
Seseorang yang tidak kamu anggap lebih, sesungguhnya dia adalah orang yang sangat perduli kepadamu, maka jangan pandang dia sebelah mata.