Kamis, 27 November 2014

Waktu cinta tidak benar

aku jatuh cinta pada waktu yang salah
pada waktu yang membuat semua ini menjadi terbesit aneh
dan terkesan gila
tapi ini nyata
bukan fatamorgana
cinta tidak bisa ditendang dari sini
cinta juga tidak bisa dibuang dari wadahnya
karena cinta itu tidak bisa dipaksa
dan anehnya lagi
hanya satu hari dia berpisah
sudah denganku
hanya satu hari dia mendekat
sudah denganku
aku bodoh ? atau waktu yang bodoh
aku tergelitik dengan semua ini
hanya membuat perasaan tidak bisa
tidak bisa untuk menyerah
karena ini cinta
iya, memang sudah sepantasnya cinta
tidak bisa digenggam terus
mungkin hanya suatu nanti
cinta datang membludak
atau justru
mengalir hilang, deras
membawa serpihan kesakitan kecil
pada lentera merah jambu
tapi biar saja cinta datang
karena memang cinta adalah hiasan
yang tidak bisa kita duga kapan datangnya

Karma Tuhan yang indah

memang benar
kenyataan karma Tuhan itu pasti ada
pasti akan tiba justru lebih sakit lagi
karma Tuhan pasti aku datang secara beruntun
seperti jatuh yang tertimpa tangga
karma hari ini bagiku adalah karma yang indah
Tuhan memberikan karma cinta,
tapi karma cinta itu tidak terlalu menyakitkan
tapi karma itu sakitnya hanya sementara
biarlah lentikan hati ini merasakan sakit
selama aku masih hidup,
dan selama aku masih bisa
seandainya semua ini akan diulangi kembali
aku ingin menampung air dalam ember kecil
ember cinta yang begitu mengail kesakitan
aku tetap bisa
karena dulu, aku sudah dan telah melakukannya
kesakitan karmaku sekarang

Jumat, 21 November 2014

Kemegahan Cinta

Kemegahan Cinta

            Cinta itu seperti penjelajah samudera seperti marcopolo dan magelhaens, mereka rela menjelajah samudra melawan badai demi mendapatkan benua impiannya. Cinta juga seperti sapu, yang mengantarkan sampah-sampah ditempat tujuannya, dan cinta seperti penyakit, jika tempat obat penyakit itu dia akan sembuh, namun jika penyakit itu diberi obat yang salah dia akan semakin merajalela. Aku intan anak SMA yang menjalani hari dengan cara membaca menulis pelajaran yang membuatku jenuh. Aku ditakdirkan menjadi seseorang yang ceria meskipun aku berada dalam saat-saat yang susah. aku dikenal menjadi seseorang yang tidak tegaan, aku memprioritaskan sahabatku sendiri daripada aku. Dari aku dihargai hingga aku tidak dihargai, itu sudah biasa bagiku. Di hari senin aku mendapati sahabatku rere mendatangiku dan membicarakan semua masalahnya
“intan, aku ingin cerita”
“Iya apa? Kenapa nangis?”
“bagaimana jika aku mengatakan bahwa apakah aku bisa murka terhadap takdirku?”
“hei? Rere yang dulu kemana? Ini bukan rere deh, tapi rure nih asti. Rure ora jamuuuu jamu godong teloooooo rure ora ketemu ketemu isan gawe gelo”
“Intan, kamu pasti gitu deh, aku serius nih (tersenyum)”
“iya deh iya, takdir itu adalah kepastian kita yang tidak boleh kita salahkan apalagi kita murkai, kamu tau jenderal sudirman? Dia tidak pernah memurkai takdirnya disaat dia sedang sakit yang padahal saat dia sakit Indonesia telah kejatuhan bom dari bahsa belanda”
“iya tapi ini hal lain, aku selalu berdo’a agar aku dijadikan jodohnya armi, tapi sampai hubunganku berlanjut selama 2 bulan dia memutuskan hubungan kami, apa aku kurang cantik? Kurang sexy? Kurang pinter?”
“enggak, kamu pervect kok, apalagi kalo kamu lagi senyum, so pervect lagi. Gini loh sayang, jadi gini. Kamu tau kisahnya romeo juliet? Jodoh tidak berpihak kepada mereka, emang romeo juliet pernah menikah? Enggak kan? Eeeh ujung-ujungnya mereka malah mati, loe mau mati sia-sia kayak mereka? Mereka overdosis cinta itu namanya. Rela banget mengakhiri hidup Cuma gara-gara mereka tidak ditakdirkan jodoh”
Tiba-tiba datang temen cowok rere yang bernama nino.
            “hei para gadis ngomongin apaan nih? Serius amat”
            “astagfirullah, ngajetin aja sih, eh tau nggak itu si rere lagi galau”
            “galau kenapa?”
            “galau karna mentari tak muncul pagi ini (aku tertawa)”
Nino menatapku dengan tatapan tidak biasa, aku memalingkan mukaku karena aku takut hal itu akan menjadi maksiat. Nino bertanya kepadaku
            “woy, elo kenape loe tan, sok banget gua liatin malah nunduk”
            “aku permisi ya, aku mau pergi dulu”
            “yaahh intan jadi pergikan nin, gara-gara kamu sih”
Di kelas aku memikirkan Nino,tatapan nino mengigatkanku seperti tatapan ayahku dulu, ayahku yang selalu melihatku dengan penuh kedamaian. Aku berfikir, apakah nino memang sosok figur seorang ayah yang baik? Ataukah ini hanya perasaanku saja. Ah apa sih, aku tidak perlu memikirkan hal bodoh seperti itu. Ketika aku berjalan pada bel pulang sekolah rere mendatangiku
            “intan, kenapa kamu tadi pergi? Aku kan belum selesai cerita?”
“maaf ya? Aku tadi keburu ngerjai pr biologiku tentang sistem gerak eh tau enggak ternyata cinta itu seperti sendi peluru loh, ke arah kemana-mana (tertawa)”
            “iihhh intan apaan sih, kirain apa eh ternyata nyindir aku, sialan nih bocah”
“makanya jangan galau muluk, sekali-kali kita itu harus fokus sama bangsa negara kita, nggak usah mikirin cinta. Jodoh ditangan tuhan keles. Ngapain pusing-pusing mikir. Udah ah ayok ceetan pulang”
Aku dan rere memang sahabat sejati yang sulit untuk terpisah, kemanapun dimanapun kami akan tetap bersama dan kami akan selalu menjadi motivator satu sama lain. Tidak hirau dengan cinta yang buat kami pusing. Jalan berdua, makan berdua kemanapun berdua. Sampai suatu ketika saat hari malam seusai aku pulang bermain dengan rere. Aku meletakkan tas di kursi sudut rumah, melemar kaos kakiku di bawah kolong tempat tidurku. Aku berfikir apakah aku pantas untuk bersama nino? Bersama dalam arti sahabat sejati. Ahh apaan aku ini memikirkan lelaki yang bosan untuk kupikirkan. Aku membuka album foto keduua orang tuaku. Mereka bekerja di kuar negeri hingga aku di sini hidup sendiri tanpa teman seorangpun. Hanya rere yang membuat aku tidak merasa kesepian lagi.


            Pagi hari tiba lagi, kini aku berada disekolah. Seusai aku sholat dhuha dari musola sekolahku , rere mengagetkanku dari belakang hingga aku terkaget. Dia berkata
            “intan selamat pagi? Rajin banget sholat sih kamu”
            “amin (aku tersenyum)”
            “eh tan, aku pengen bilang sesuatu nih sama kamu. Tentang h a t i alias perasaan”
            “apa emangnya?”
            “aku kayaknya jatuh cinta deh sama seseorang”
            “siapa hayo? Pasti guru olahraga yang ganteng ituiyakan?”
            “ih enggaklah, dia udah tua lagi. Emangnya gua suka sama om-om”
            “la terus?”
“ni to the nok. Gue suka nino intan, gimana inii, gue pusing. Kenapa gue suka sama nino sih?
Aku kaget akan hal itu. Sahabatku suka dengan orang yang aku rasa memang sudah sangat aku sayangi, bagaimana jadinya? Apa yang harus aku lakukan? Aku harus berfikir keras tentang semua ini, aku harus berfikir tentang keadaan ini. Tuhan bantu hamba dalam menjaga perasaan ini tuhan. Aku hanya bisa menjawab
            “hah? Selamat ya udah move on ciyeee udah move on”
            “kamu nggak cemburu kan?”
“cemburu? (wajah linglung) cemburu kenapa sih? Enggak kalik, biasa ajja sama aku, aku nggak punya rasa apa-apa”
            “beneran ? oke bagus deh kalok gitu, deketin aku sama dia kamu mau enggak?”
            “insyaallah ya re?”
            “ah kok insyaallah sih?”
            “kan kita muslim”
            “iyadeh ustadzah cantik ku”
Aku canggung dengan berjalan pada perasaan ini. Tinggal menunggu saja siapa yang harus ada dan mengalah. Pelajaran kulewati dengan rasa yang sangat sakit sekali, rere terus saja mendekati nino, untuk menghapus rasa sebal itu, aku memilih untuk diam dan mencoba tersenyum sambil menyanyikan lagu-lagu galau karena aku merasa bahwa musik adalah teman yang bisa mengerti kita. Aku menulis puisi yang berjudul “KEMEGAHAN CINTA”

KEMEGAHAN CINTA
Saking mengahnya karya Tuhan di alam
Aku merasa bahwa aku tidak pantas menggenggamnya
Goresan kertas usang ini
Menjadi saksi palsu pada janji-janji suci takdir
Takdirku menjadi kosong karena layu
Seperti perangai yang menerkan kepada bulir ombak
Akah kutahan denga jalinan
Akan kutahan dengan tingkapan tidar
Agar semuan tertutup dan semua tertiup
Hilang entah karena tertelan badai
Puisi karyaku yang sungguh menemani hatiku saat ini, aku hanya bisa merelakan apa yang aku rasakan, lebih baik aku mengalah dari ada aku yang harus bersalah. Dan tiba-tiba nino mendatangiku
            “eh apaan tu lihat dong”
            “eh bukan apa-apa sana kamu pergi saja cepetan sana”
            “kamu jahat banget sih”
Tanpa aku sadari ternyataa rere menatapku dengan sini
            “udah ah aku mau pergi”
“jangan sini aja, aku Cuma mau tany ini gimana pr matematikanya, aku nggak bisa nih, ajarin aku ya ? plissss?
            “ini aku yang ngajarin rere kok, sana minta tolong aja sama rere”
Aku pergi membalikkan badan dari nino, hingga ternyata rere menghampirinya untuk menemaninya dengan menduduki bangkuku. Aku merasakan hati ini sangat sakit, aku menangis untuk menghilangkan seluruh rasa sakitku ini. Hingga ternyata setelah aku mengerti, nino ternyata mengambil kertas puisiku yang aku tulis sebelumnya untuk dia. aduh bagaimana jika dia tahu bahwa puisi itu untuk dia? betapa malu dan bodohnya terhadap aku, nino dan rere.aku berada pada situasi sulit dan membingungkan. Hingga suatu hari aku mendengar kabar bahwa kisah yang diimpikan rere akan menjadi kenyataan. Ini sulit, sulit ketika kita mencintai yang sama, sakit ketika sahabat kitalah yang menyamai kita. Aku sendiri melawan sepi hingga seseorang yang tidak kuharapkan mendatangiku hingga aku hanya bisa membisu sekejap
            “intan, kamu kenapa akhir-akhir ini seringkali melamun” tanya nino
            “gapapa”
            “kamu nek kayak gitu malah jadi kayak kodok ngorek loh tan”
            “biarin”
Aku langsung pergi dengan memendam rasa sakit ini, aku sadar bahwa cinta itu tidak selalu indah, cinta itu lama-lama juga akan membusuk seperti buah, dan setelah dia membusuk dia akan jatuh untuk melepaskan diri dari tangkainya. Suatu ketika saat aku sedang membasuh muka untuk berwudlu, rere teriak memanggilku dan dia membawa nino dihadapanku.
            “intan, aku pingin ngomong sama kamu (teriak)”
            “iyaa apa kayaknya lagi seneng nih (menahan rasa kaget))
            “aku jadian loh sama nino”
            “oke selamat ya, long last”
            “kok Cuma gitu ssih?”
            “emang aku harus gimana? Aku mau sholat dulu nih, dadaaaa bentar ya”
            “itu si intan kenapa yah? Apa dia cemburu?”
Nino menjawap
“tidak, mungkin saja dia merasakan kemegahan cinta”
“apanya yang megah?”
“setiap saat dan pada semua hal, cinta itu pasti megah”
“contohnya?”
“ketika istri Bj. Habibie tiada dia tetap beristrikan istrinya dalam surga kelak, sehingga dia tidak ingin mencari yang lain karena hubungan beliau dengan istrinya akan ditempatkan di istana megah di surga”
“okeokeoke , udah yuk jalan aja”
Aku di dalam masjid menangis keras untuk meluapkan seluruh rasa sakit hatiku. Apa ini cinta? Cinta bertepuk sebelah tangan? Ah sial, aku terjebak nostalgia. Apa aku akan mendapatkan cinta lain selain nino? Atau malah akusulit untuk move on? Biarlah takdirku sendiri yang menjawab.
Setelah 1 bulan berjalan, nino merasakan bahwa perasaannya dengan rere adalah hal yang seharusnya tidak pernah terjadi. Nino selalu diharuskan untuk melakukan apa yang rere sukai, kebiasaan rere yang suka dugem tersebut harus diikuti nino selama mereka masih berpacaran. Aku hanya bisa tersenyum kepada nino dengan takdirnya saat ini, semoga dia bahagia dengan kebiasaan barunya, semoga dia tetap selalu tersenyum meskipun dia merasa tertekan. Aku yang mencintainya hanya dapat melihat nino dari kejauhan

Minggu, 09 November 2014

Sambel lethok boyolali

Sambel lethok (Sambel tumpang)

Mungkin buat sebagian besar orang apabila ditemuinya tempe yang hampir busuk atau bahkan udah busuk pastinya akan langsung dibuang. Namun berbeda dengan warga di daerah Boyolali sini. Tempe-tempe tersebut masih laku dijual untuk pembutan Sambel Lethok. Iya gan, sambel lethok terbuat dari tempe yg hampir busuk dihaluskan dan dcampur dengan beberapa bumbu. Biasanya yg paling sering sambel lethok dtambahi tahu. Sambel lethok kadang juga disebut sambel tumpang karena penyajiannya yg dtumpang tumpang (ditumpuk). Bisa disajikan dengan nasi atau bubur, ditasnya diberi sayur sayuran lalu disiram dengan sambel lethok. Rasanya menurut ane enak bgt, bahkan ini salah satu makanan favorit ane. Tpi mngkin untuk beberapa orang makanan ini rasanya aneh.
Sambal tumpang adalah makanan tradisional nusantara yang bisa ditemui di daerah Salatiga, Boyolali, Solo, dan bahkan juga terdapat di Kediri. Masing-masing daerah memiliki versi sambal tumpangnya sendiri yang biasanya bisa dibedakan dari tampilan fisik dan isiannya. Namun demikian, ada satu bahan utama yang tak tergantikan, yakni tempe semangit. Tempe semangit adalah tempe yang sudah mengalami fermentasi tapi belum sampai busuk. Bahan inilah yang memunculkan aroma dan rasa spesifik dari sambal tumpang.
Kali ini yang akan dibagikan disini adalah resep sambal tumpang khas Boyolali, yang sering disebut juga sambal lethok oleh masyarakat setempat. Perbedaannya cukup mencolok dengan sambal tumpang asal Salatiga, baik dari segi isian mau tampilan. Sambal lethok biasanya hanya menggunakan isian tahu kulit, tanpa bahan hewani sama sekali seperti daging, tulang muda, koyor atau yang lainnya. Sambal lethok juga tidak terlihat berminyak karena proses pemasakan bumbunya tidak ada yang digoreng, cukup dengan direbus saja.
Sambal lethok, seperti halnya sambal tumpang yang lain, biasanya menggunakan santan. Namun kami mencoba berinovasi dengan menyajikan resep sambal lethok tanpa santan. Untuk menggantikan peran santan, kami memakai kemiri yang juga bisa menghadirkan rasa gurih dan kekentalan pada sambal sambal tumpang. Barangkali menu ini bisa menjadi alternatif bagi anda yang menghindari masakan bersantan dan berminyak.

Bahan:
- Tempe semangit kurang lebih lima buah (tempe ukuran kecil yang dibungkus daun). Kalau menggunakan tempe yang berukuran besar (biasanya berbungkus plastik) cukup 1 buah saja
– Tahu kulit ukuran kecil 15 buah. Lebih enak jika menggunakan yang tahu pong.
Bumbu:
- Bawang merah ± 7 butir
– Bawang putih ± 7 butir
– Cabai merah besar / rawit ± sesuai selera
– Lengkuas 1 ruas
– Daun salam 3 lembar
– Serai 2 batang
– Kemiri ± 10 butir ~> sebagai. pengganti santan
– Kencur 1 ruas
– Daun jeruk 5 lembar atau jeruk purut diambil kulitnya lantas dihaluskan
– Gula dan garam secukupnya
Cara membuat:
- Tempe semangit dan bumbu2 yang akan dihaluskan direbus lebih dulu kurang lebih 15 menit. Kemudian tiriskan
-Bumbu-bumbu dihaluskan bersama tempe semangit. Kecuali lengkuas, serai, daun jeruk, dan daun salam.
-Setelah halus masukkan lagi dalam rebusan air tadi, bisa ditambahkan air jika kurang. Setelah itu masukkan tahu kulit, serta tambahkan pula gula dan garam secukupnya.
– Masak hingga matang dan bumbu merasuk.
Sambal tumpang akan lebih nikmat jika dikonsumsi keesokan harinya karena bumbu-bumbu akan makin merasuk dan kuah lebih mengental. Untuk penyajian, sambal tumpang bisa dipadukan dengan dengan urap sayuran. Cocok disantap dengan nasi maupun bubur.

Boyolali Sebagai Sentra Sapi Perah di Jawa Tengah

Boyolali Sebagai Sentra Sapi Perah di Jawa Tengah

(Berita Daerah – Jawa) Boyolali adalah sebuah kabupaten kecil yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan dikenal dengan sebutan kota susu, karena merupakan sentra peternakan sapi perah terbesar di Jawa Tengah dan komoditas susu sapinya mampu mengharumkan Kabupaten Boyolali di tingkat Nasional.
Sebagian besar wilayah Boyolali merupakan dataran tinggi yang memiliki hawa sejuk sehingga cocok untuk dijadikan tempat budidaya sapi perah. Selain itu ketersediaan pakan hijau yang melimpah juga sumber air bersih membuat Boyolali sangat pas untuk di jadikan sentra peternakan sapi perah.
Sentra peternakan sapi perah di Boyolali dipusatkan di kecamatan Cepogo dan mampu menghasilkan total produksi susu sapi per tahun mencapai 30.500 juta liter. Selain sapi perah, Boyolali juga dikenal sebagai sentra peternakan sapi potong dengan total perkiraan sapi potong yang berada di Boyolali mencapai 87.725 ekor.
Tidak hanya susu segar dan sapi potong, di Boyolali juga terdapat sentra produksi olahan yang dibuat dari susu sapi dan daging sapi seperti dodol susu, yogurt dan juga keju. Produk turunan tersebut bertujuan agar susu sapi sepenuhnya bisa dipakai secara maksimal tanpa ada yang dibuang karena kelebihan kuota. Hal itu tentunya akan meningkatkan pendapatan para peternak karena hasil turunan olahan susunya bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
Pada beberapa bulan lalu produksi susu sapi di Boyolali memang menurun dampak dari erupsi Gunung Kelud yang menyebabkan area tanaman hijau untuk pakan ternak sapi menjadi terkontaminasi, hal ini berdampak pada sapi ternak dan jumlah produksi juga kualitas susu sapi yang dihasilkan. Namun  pada saat ini kondisi tersebut sudah membaik dengan ketersediaan pakan ternak hijau bagi sapi sehingga produksi susu di Boyolali kembali normal.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kuncoro menegaskan jika pada saat ini produksi susu sapi sudah kembali normal dan dalam kondisi normal seperti sekarang ini produksi susu sapi Boyolali mampu mencapai 90-100 ribu liter per hari. Susu sapi di Boyolali juga didistribusikan di industri pengolahan susu seperti Firisian Flag (Susu Bendera) dan Indo Milk di Jakarta serta industri pengolahan susu Citra Nasional di Salatiga.
Produk turunan dari hasil susu sapi Boyolali itu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan keju sehingga memiliki nilai jual. Selain itu juga produk keju tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kue atau dodol susu khas Boyolali. Potensi susu sapi Boyolali ini memiliki prospek yang cerah untuk terus dikembangkan mengingat saat ini pemerintah ingin meningkatkan konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia.
Konsumsi susu per kapita Indonesia baru mencapai 11,09 liter per tahun, masih jauh di bawah konsumsi per kapita negara-negara ASEAN lainnya yang mencapai lebih dari 20 liter per kapita per tahun.

Buah dan sayuran di Kabupaten Boyolali

JERUK
adalah desa di kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia. Asal mula desa jeruk berawal dari banyaknya penduduk yang menanam buah jeruk. Dulu hampir semua warga menanam pohon jeruk. menurut sejarah pohon jeruk yang di tanam berasal dari masa penjajahan belanda yang menanam pohon jeruk di area perkebunan teh (dulu desa jeruk adalah perkebunan teh yang luas) kemudian pohon jeruk menyebar ke seluruh desa, Akan tetapi sekarang sudah tidak ada lagi penduduk yang menanam pohon jeruk, dikarenakan semua mati karena obat dari pemerintah yang dahulu menggalakkan tanaman bebas penyakit (cerita yang beredar di masyarakat obat yang disuntikan ke pohon jeruk, sengaja untuk mematikan pohon-pohon jeruk karena menyaingi perkebunan jeruk milik penguasa pemerintahan pada massa itu) desa jeruk sebenarnya mempunyai kantor kelurahan di desa krajan, mungkin dulunya dinamakan KERAJAAN JERUK oleh masyarakat karena benar-benar melimpah buah jeruknya. selain penghasil daun tembakau berkualitas, desa ini juga menghasilkan sayur-sayuran seperti kubis, wortel dll.



DAUN ADAS BOYOLALI
Boyolali Pernah mendengar daun adas ? Ya, daun mirip rambut ini merupakan tanaman khas di wilayah lereng Gunung Merapi-Merbabu. Rasanya yang pedas,disertai bau mirip jamu ini,banyak yang tidak menyukai. Namun bagi masyarakat di lereng Merapi-Merbabu,daun ada dipercayai bisa meningkatkan stamina dan memberikan rasa hangat.
Selain itu, daun adas sangat baik bagi ibu menyusui,karena dapat meningkatkan produksi air susu. Sayangnya, tanaman adas ini hanya sebagai tanaman sampingan, belum ada petani yang khusus menanamnya. Hal ini disebabkan harganya yang sangat murah, satu ikat hanya dijual Rp 500. Ironisnya lagi,selain untuk sayuran,tanaman ini hanya sebagai pakan ternak.
Saat ini baru bijinya yang laku dijual,untuk obat dan minyak,kalau daunya sangat murah, ungkap Mulyono, PNPM Selo, Boyolali.
Berawal dari itulah, kalangan ibu-ibu di Dukuh Brajan, Desa Senden, Selo mengolah daun adas menjadi keripik. Hasilnya pun sangat memuaskan,satu kantung keripik daun adas dijual Rp 4000. Lebaran kemarin, permintaan keripik meningkat tajam. Bahkan saat ini ada yang dikirim ke Lampung.
Cara pembuatan keripik daun adas sangatlah mudah. Pertama kali,dipilih daun yang tidak terlalu tua.Daun adas pilihan dicuci bersih,kemudian dipotong halus. Setelah itu,daun dicampur dengan adonan tepung terigu dan telur. Adonan yang sudah tercampur kemudian dipipihkan dan dipotong kecil-kecil dan siap digoreng.
Butuh waktu berulang-ulang untuk menghasilkan keripik adas yang renyah dan rasa aslinya yang senggar hilang,kan banyak orang yang tidak suka dengan rasa asli adas,tapi Kami ingin tampilkan produk asli adas dengan rasa yang gurih, ungkap Hendrati, pendamping warga dari Dinas koperasi dan UKM Boyolali, Minggu (18/8).
Keberhasilan pembuatan kripik adas ini diharapkan bisa menjadi makanan camilan khas Selo, khususnya Senden yang nantinya bisa menjadi icon dalam menunjang pariwisata di Boyolali.