Minggu, 28 September 2014

Gubug istimewa

Disaat hari ini aku mulai langkahku
kutemukan lentera di hamparan pusat bumi ini
gravitasi yang tak nampak
seperti kobaran ini yang selamanya tak kan pernah nampak
tatkala hari ini menjadi  sunyi
tatkala aku harus mengadu pedih di sedunya bumiku
tatkala hati ini diharuskan melangkah
yang padahal semua itu banya goncangannya
hariku mati dengan bekunya pernik ini
dan hariku bau karna asap yang menantang maut
dan hatiku menginggal karena hari itu kau tak merayu
meragu meranggas mencoba membuka dan menyampaikan
surat dari hatimu yang belum kau sampaikan
surat dari hatimu yang belum kau serahkan padaku
yang belum kau betulkan pada beribu kesalahan kata
kau jadikan sastra menjadi hiruk pikuk buta
kau jadikan cerita menjadi berita haru pada penghuni tubuhku
di kepergian hatiku yang telah jauh merantau kesana
aku mendapati hati yang bimbang pada keserakahan
satukan satukan satukan ya Tuhan satukan
empedu pada suatu longsoran berbatu
satukan kami sebagai adam dan hawa
satukan kami sebagai juliet yang bersandar romeo
serahkan tangan ini pada bibit yang kau sebarkan
pada singgasana menggah yang di sebut gubuk istimewa
gubuk yang dibagu oleh dua cinta yang saling melengkapi
saling meminta penyerahan lampion yang melayang di batas batang
gubuk nan canda dan hanya kami yang punya
aku percaya bahwa hati itu bisa dikalahkan
karena semua bisa dikalahkan dan bisa ditancap habis
kecuali takdir Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar