Minggu, 26 Oktober 2014

sesungguhnya, sebenarnya dan semestinya

sesungguhnya
aku ingin mendapat suasana
yang begitu mewah, merekah
yang begitu indah, terarah

sebenarnya
mataku tidak ingin terpejam mengambang
lidahku tidak ingin merasa rasa bimbang
bahkan dahiku
saat susah tak ingin mengambang

semestinya
kamu sudah mulai menyapa
tanpa menghiraukan fatamorgana
dari beribu singgasana
yang belum pernah kau rasakan gulitanya

sesungguhnya, sebenarnya dan semestinya
kau mengerti semua janji
tapi hanya karena kau ragu untuk bersimpuh
sehingga batin tiada lagi terkasih
aku hanya ingin saat ku bertelepati
kau mengerti
sesungguhnya, sebenarnya, semestinya
kita ditakdirnya untuk bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar