Jumat, 11 Juli 2014

Itu yang tuhan lukis untuk kita

Detik terakhir
iya , detik yang begitu sulit dalam mengusik jenuh
mengusik tawa
dan mengusik keberadaan bunyi getir
Detik ini
aku mencoba berhenti sejenak
dalam bidang yang haus akan ke pura-puraan
mencari titik asa di sudut gemitir
mencapai puncak palsu terdiam
yang dinamakan titik jenuh
Detik ini
kuharap tidak slalu berjalan
detik ini
kuharap slalu berpegang teguh pada tangkai kekal
agar kami teridoi oleh syu'ur saadah
terdiam di secarik kertas hangat
menitih dalam keegoisan gembita
yang tentu tiada jarang dimusnahkan
oleh sibak-sibak kecil karna kutahu akan berundu
akan berundak dari
nanti ke nanti , masa ke masa , titik demi titik
lalui dan lakui
keserasian dan kerundingan kekurangan
apa salah di cadas busuk ini ?
kuhanya
kuhanya ingin terbaik terpilih oleh kita
agar suatu nanti menyesalpun tiada
karna suatu saat datangnya gemuruh nanti
itu yang tuhan lukis untuk kita
itu yank tuhan basuh untuk kita
dan
itu yang tuhan gariskan takdir pada tubuh kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar