Jumat, 11 Juli 2014

Menghina malam

di kelam yang mencekam
ternyata kumenginjak duri sehingga patah
mengeluarkan nanah dan kini berdarah
tapi takdir ini mulai nyata mengitariku
selamanya akan selalu mengitari tanpa lelah
pada saat darah ini semakin banyak berserepah

menghina malam
ini yang dapat kulakukan
menyakitkan untuk dirasakan
menusuk untuk di belai
seperti durjana oleh para raja
menertawai bukit nestapa pada injakan cadas

tapi sekali takdir ini akan tetap menjadi takdir
berperangai kuberusaha seperti sajadah
kaku dan membisiki rangkaian cinta
sakit ini terus mengarungi ombak rinai
ku berusaha tuk menangis tersedu-sedu
agar sakit ini dapat dihapus ketika air mataku terhapus
tidak akan ku menangis tertahan dalam hati
tanpa cucuran air mata
karena dengan begitu,
goresan sakit ini akan abadi dalam lubang hati
terpuruk pada buritan yang mencekam
tapi berusaha untuk bangkit pada sejatinya mega

Tidak ada komentar:

Posting Komentar