Jumat, 11 Juli 2014

Sandiwara bumi

Hari ini kurengkuh cenderamataku
yang kusempurnakan dengan bait-bait kesederhanaanku
dengan guratanku yang beringas
dengan tanjakanku yang membukit tajam
seperti mereka yang terjun di bawah kolong langit
seperti mereka yang mendayung perahunya hingga ke batas kota
demi khalayaknya agar bersembunyi pantas
diantara lingkup hura-hura dan lingkup suram-suram
mereka hanya dapat mengitari banjirnya peluh
banjirnya tetesan dahi yang mengkerut
dan dahinya yang terlihat kumal untuk tercuci
bermodalkan ranting kecil yang syahdu
ditandai dengan mimiknya yang mulai menggerutu
binar dimana rindangnya suram
mereka meranggas saat hanya bisa mengengkram
mereka tumbuh mulai apabila banyak gemuruh luluh
disertai lirihan yang menghujam di nadi
biarkan mereka yang tinggi yang menyadari
dan biarkan mereka yang melayang tanpa karam
membumi mati atas sandiwara bumi ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar